Minggu, 07 September 2014
SALAM REDAKSI
Salam
sejahtera para pembaca yang budiman…..
“Suara kasih”, Buletin dari Yayasan Mutiara Kasih Indonesia edisi keenam kembali kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan Mutiara Kasih Indonesia dengan pihak penderma.
“Suara kasih”, Buletin dari Yayasan Mutiara Kasih Indonesia edisi keenam kembali kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan Mutiara Kasih Indonesia dengan pihak penderma.
“Suara
Kasih” di edisi yang keenam ini mempunyai Judul “Tujuan Hidup”, dimana kami
mengajak para pembaca sekalian untuk kembali merenungkan apakah yang menjadi
tujuan hidup kita dan merefleksikan apakah tujuan hidup kita sudah berkenan di
hadapan Allah dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Suara
Kasih” dalam edisi yang keenam akan
menyajikan Renungan, Laporan Kegiatan YMKI, dan Laporan Keuangan.
Semoga
melalui “Suara Kasih” komunikasi antara
para pembaca, penderma dan Yayasan Mutiara Kasih Indonesia boleh terjalin
dengan baik. Kami juga menerima masukan untuk kemajuan dari Buletin ini.
Redaksi “Suara Kasih”
Susunan Redaksi Suara Kasih dan Susunan Pengurus YMKI
SUSUNAN REDAKSI SUARA KASIH
| |
Penasehat/ Penanggung jawab
|
: Sujanto
|
Pemimpin Umum
|
: Fransiskus Eko
|
Pemimpin Redaksi
|
: Susana
|
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA (YMKI)
| ||
Penasehat
|
:
|
Denny Hartono dan Sujanto
|
Ketua
|
:
|
Fransiskus Eko
|
Pengurus Harian
|
:
|
Susana
|
PROFIL YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA
Yayasan mutiara kasih, lahir dari kerinduan untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan formal dan ikut ambil bagian dalam pendidikan moral dan spiritual untuk membentuk generasi bangsa yang mempunyai jiwa yang tangguh dalam menghadapi tantangan jaman, serta mempunyai budi pekerti yang baik dan mempunyai karakter yang baik. Apa yang baik dalam diri seseorang itu digali dan dibina serta dikembangkan sehingga dapat menjadi mutiara yang berharga dan memberikan kasih pada lingkungan sekitarnya. Yayasan Mutiara Kasih juga lahir dari kerinduan untuk menanamkan dan menjalankan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (sila ke 5 dari Pancasila) dibidang pendidikan.
VISI
Menjadikan peserta didik orang yang kuat dalam iman, berprestasi, mandiri dan mempunyai karakter yang baik.
MISI
- Menanamkan nilai-nilai rohani hingga mempunyai akar yang kuat dalam iman pada peserta didik.
- Menanamkan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan pada peserta didik.
- Menggali potensi anak dan mengembangkan potensi anak hingga mereka dapat berprestasi.
- Mengikuti perkembangan kemajuan di bidang pendidikan dan teknologi dan mengajarkannya pada peserta didik.
- Memotivasi anak untuk maju dan berkembang serta mempunyai kepercayaan diri.
- Melakukan pendidikan karakter.
Kata Pengantar : Tujuan Hidup
UNTUK APA SAYA HIDUP, ini adalah suatu pertanyaan refleksi terhadap diri
sendiri untuk menemukan makna dan tujuan hidup.
Pertanyaan tersebut cepat atau lambat akan muncul dalam pikirian, kita akan
bertanya : mengapa aku hidup? apa tujuan hidupku? dimana masa depanku? aku akan
menjadi apa?
Jikalau pertanyaan ini muncul dalam diri kita, maka sudah seharusnya kita
mengucapkan selamat kepada diri kita sendiri, karena kita telah mulai mencari
arti hidup.
Pertanyaan dan refleksi tersebut adalah sesuatu yang istimewa, karena kita
mulai menggali rencana Allah dalam menciptakan manusia.
Allah telah menanamkan didalam hati kita suatu kerinduan hati untuk kembali
kepada Dia Sang Kasih Abadi, darimana kita berasal dan dimana kita akan
berpulang.
Allah menginginkan setiap manusia tinggal dalam Dia dan berbahagia dalam
Dia, tetapi sayangnya pengertian manusia mengenai tujuan hidup dan kebahagian
seringkali berbeda dengan definisi Allah sendiri.
Pengertian mengenai kebahagian dapat dilihat dalam Delapan Sabda Bahagia (Matius
5)
Pada edisi ini, buletin kita akan bercerita mengenai tujuan hidup,
kemana kita harus melangkah, mengenal kebahagian versi Allah serta tips
bagaimana untuk mencapainya.
Untuk menutup kata pengantar ini, ijinkan saya mengutip penjelasan dari Fr.
Bennet CP :
·
Mengapa Allah menciptakan kita?
Allah menciptakan kita untuk menujukkan kebaikan-Nya dan untuk membagikan kepada kita kebahagiaan kekal-Nya di surga.
Allah menciptakan kita untuk menujukkan kebaikan-Nya dan untuk membagikan kepada kita kebahagiaan kekal-Nya di surga.
·
Apa yang harus kita lakukan agar memperoleh kebahagiaan kekal di surga?
Untuk memperoleh kebahagiaan kekal di surga kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia.
Untuk memperoleh kebahagiaan kekal di surga kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia.
·
Dari siapa kita dapat mengenal, mengasihi dan melayani Allah?
Kita dapat belajar untuk mengenal, mengasihi dan melayani Allah, dari Tuhan Yesus Kristus, Allah Putera, yang mengajar kita melalui Gereja Katolik.
Kita dapat belajar untuk mengenal, mengasihi dan melayani Allah, dari Tuhan Yesus Kristus, Allah Putera, yang mengajar kita melalui Gereja Katolik.
Renungan : Quo Vadis?
"Biarlah ini menjadi seluruh
usaha Anda, doa Anda, keinginan Anda, Anda mungkin akan dilucuti semua
keegoisanmu, dan dengan seluruh kesederhanaan, mengikuti Yesus."
Thomas a Kempis (1380-1471)
Hello
sahabat yang budiman, salam jumpa. Sudah cukup lama kita tidak bersua lewat
media ini. Mayoritas dari kita mungkin pernah membaca ataupun mendengar tentang
kata ini “Quo Vadis?”. Menurut
tradisi Katholik, kata ini sebenarnya diungkapkan oleh Petrus ketika berjumpa
dengan Tuhan Yesus. Ini mengacu pada tradisi Kristiani yang dimuat dalam
kitab apocryphal kisah tentang Petrus.
Di sana dikisahkan bahwa Petrus melarikan diri dari kemungkinan penyaliban yang
direncanakan oleh pemerintahan Romawi pada saat itu terhadap dirinya. Ternyata
ketika selama perjalanan di luar kota dia bertemua dengan Tuhan Yesus yang
bangkit. Petrus bertanya kepada Tuhan: “Quo
Vadis?” dan Tuhan menjawab: “Roman
vado iterum crucifigi” yang artinya adalah saya akan kembali ke Roma untuk
disalibkan lagi. Dengan jawaban Yesus ini Petrus disadarkan akan tugas dan
perutusannya. Ia pun kambali ke Roma untuk malanjutkan pelayanannya di sanan
hingga ia sendiri disalibkan dengan cara terbalik.
Jujur
Saya penggemar Santo Petrus. Saya suka dengan kebesaran hati dan imannya. Dia
mengasihi Yesus dengan kepenuhan hati dan ketulusan, meskipun ia sering salah
menafsirkan pesan Yesus. Dia adalah type yang temperamental, sangat mudah marah. Tapi
dia juga cepat meminta maaf dan menyatakan penyesalannya. Kalau mau dijadikan
candaan Petrus itu wajahnya sangar tapi hatinya pink. Hal yang menarik lainnya
dari Petrus adalah ketika ia mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius
16:16). Senang mendengar jawaban Petrus yang seakan mewakili kita umat manusia
agar Tuhan tidak merasa kecewa karena jawaban yang tidak memuaskan. Sebagai
bukti bahwa Petrus memiliki iman yang cukup ketika ia keluar dari perahu dan
berjalan di atas air (Matius 14:30). Selain itu Petrus juga mewakili
manusia yang dipercayakan untuk dijadikan wadas kepada siapa Yesus mendirikan
Gereja-Nya (Matius 16:18). Itulah peristiwa Petrus bersama Tuhan yang kita
peroleh dari Kitab Suci Perjanjian Baru.
Tapi
salah satu cerita tentang Petrus yang menjadi favorit saya adalah yang tidak
ditemukan dalam Alkitab, tetapi berasal dari sebuah buku apocryphal dari abad
kedua yang disebut "Kisah Petrus." Ini terkenal untuk sebagian besar
umat Katolik, tetapi banyak Protestan mungkin tidak pernah mendengar cerita
itu. Kisah detailnya seperti ini. Dalam dekade setelah Kenaikan Yesus,
Petrus telah melakukan perjalanan ke Roma untuk menyebarkan Injil. Gereja yang
baru bertumbuh di sana mengalami penganiayaan yang amat sangat. Pengikut Yesus
dianiaya oleh penguasa Romawi. Petrus merasa bahwa dia berada dalam
situasi yang bahaya maka teman-temannyapun menyarankan kepadanya untuk segera
meninggalkan kota Roma. Akhirnya, ia setuju dan keluar dari
Roma. Saat ia meninggalkan pintu gerbang kota ia melihat satu sosok
mendekatinya di jalan. Ketika orang itu mendekat kepadanya, St Petrus
menyadari bahwa itu adalah Yesus. Dia jatuh dan dalam tumpuan lututnya dia
bertanya kepada Tuhan: "Quo vadis,
Domine?" Atau "Engkau hendak kemana, Tuhan?" Yesus menjawab
Petrus, "Saya akan ke Roma untuk disalibkan lagi." Petrus tahu bahwa
ia harus kembali dan menghadapi kematian sebagai martir, karena Yesus telah
menubuatkannya (Yohanes 21:18). Itu adalah cinta Petrus bagi Tuhan yang
telah membawanya ke Roma, dan cinta yang sama yang membawanya kembali ke
penyaliban dirinya pada waktu itu.
Saudaraku
terkasih, Cinta adalah hal yng mengikat Petrus dan Yesus. Setelah
Kebangkitan, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali apakah Petrus mengasihi
Dia, karena cinta adalah ukuran iman. Yesus tidak tertarik dalam
keberhasilan bisnis Petrus, atau pendapatan tahunannya, atau jika ia adalah
seorang pemimpin, inspirasinya atau memiliki keterampilan organisasi yang
besar. Yesus bertanya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes
21: 15-17). Dan Petrus mengakui, "Tuhan, Engkau tahu segala
sesuatu. Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. "Meskipun kisah "Quo Vadis" tidak termasuk dalam
kanon Alkitab, saya tidak berpikir bahwa yang membuat cerita ini kurang
"benar." Petrus dalam cerita ini begitu terwakili kepribadiannya dan
untuk karakter Petrus dalam Alkitab menguatkan hipotesa bahwa cerita yang
dibuat itu cukup otentik, setidaknya ini hasil permenungan saya yang saya
sharingkan.
Peristiwa
Petrus di atas sebenarnya mau menggambarkan sesuatu tentang hubungan kita
dengan Yesus. Jika kita membayangkan atau memikirkan masa depan kita, apakah kita
melibatkan Tuhan di dalamnya? Petrus Membayangkan dirinya bersama Yesus
sehingga iapun kembali ke Roma untuk menyebarkan injil. Dia mengajar dan
berkhotbah serta melayani di lingkungan yang tidak bersahabat dengannya namun
karena ia menghadirkan dan melibatkan Yesus ke dalam setiap pertemuan, setiap
homili, setiap perjamuan bersama sehingga semuanya terealisasi. Yesus hidup
dalam diri Petrus yang adalah seorang nelayan namun mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin
bahkan tidak pernah bisa dilakukan sendiri atau seorang yang memiliki
pengetahuan yang cukup sekalipun. Petrus juga tidak terluput dari kelemahannya
sebagai manusia ini terjadi ketika Petrus melepaskan Yesus dan focus terhadap
keadaan sekitarnya maka ia mulai tenggelam di dalam air; ketika ia melarikan
diri dari Getsemani, menyangkal mengenal Yesus, dan lari dari Roma. Ketika
Petrus mulai “kehilangan pandangan” tentang Yesus, dia benar-benar menjadi hilang dalam
“ke-diri-annya” sebagai pribadi yang utuh.
Berdasarkan
pengalaman Petrus ini, menyadarkan kita bahwa kita tidak dapat mengikuti Yesus
terus dengan keadaan yang aman dan nyaman. Kita pasti mengalami banyak kendala
seperti Petrus. Namun moment dimana kita menjadi anak-Nya berarti kita
sebenarnya sedang tenggelam dalam kehidupan Yesus, karena iman kita adalah iman
yang terbangun oleh relasi yang intim dengan sang Pencipta. Kita
diciptakan untuk berada dalam hubungan dengan Pencipta kita. Kita bercermin
pada hubungan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dan Tuhan menginginkan tidak
lebih dan tidak kurang dari hubungan cinta dengan masing-masing pribadi
dan setiap pribadi dengan Tuhan. Mintalah
Yesus untuk selalu bersama kita dalam peziarahan hidup kita. Mintalah
Tuhan untuk menyertai kita dalam pekerjaan yang kita geluti. Mintalah Yesus
untuk masuk ke dalam waktu keluarga kita; saat makan dan ketika kita
menghabiskan waktu bersama. Ketika kita melihat jadwal mingguan dan rencana
mingguan kita, mintalah kepada Tuhan untuk berbagi dengan kita serta
menguduskan dengan kehadiran dan berdiam di dalamNya. Jangan biarkan
sesuatu atau seseorang datang antara kita dan Yesus. Seperti Santo Petrus,
selalu siap dan bersedia untuk meminta Juru selamat, "Kemana Engkau akan
pergi, Tuhan?" Dan tidak peduli apa jawaban yang Tuhan berikan kepada kita,
kita tetap maju memikul salib dan mengikuti Dia. Masa depan hanya kita,
hidup hidup kita, berada dalam kasih Yesus.
Sahabat ingatlah kita dipanggil bukan untk menjadi orang yang sukses tetapi menjadi orang yang setia oleh karena cinta Tuhan.
Sabtu, 06 September 2014
LIPUTAN KEGIATAN YMKI
Pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014 pukul 8.00-12.00 WIB, YMKI bersama anak-anak asuh YMKI mengadakan study tour ke RSK. St. Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya. Study tour ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk support YMKI kepada anak-anak asuh di saat liburan sekolah mereka. Tujuan dari study tour ini adalah untuk mengenalkan mereka terhadap keanekaragaman profesi di suatu instansi, juga untuk menambah wawasan serta melihat secara nyata dunia kerja yang mungkin mereka masuki di masa yang akan datang.
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
|
||
No.
|
Perkiraan
|
Jul 2014
|
Aktiva
|
(Rp)
|
|
1
2
3
|
Kas
Bank BCA
Bank Panin
|
46.076.650
7.989.139
1.405.223
|
Jumlah Aktiva
|
55.471.012
|
LAPORAN AKTIVITAS
|
||
No.
|
Perkiraan
|
Apr-Jul 2014
|
Penerimaan
|
(Rp)
|
|
1
2
3
4
|
Donatur Prota
Donatur Beasiswa
Bunga Bank (BCA+Panin)
Sumbangan
|
22.300.044
2.000.000
14.427
77.000.000
|
Jumlah Penerimaan
|
101.314.471
|
|
Pengeluaran
|
||
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
Biaya Prota
Biaya Adm Bank
Biaya bantuan
Biaya Anak Asuh
Biaya Retreat
Biaya Pembinaan
Biaya Sekretariat
Biaya Inventaris
Gaji Karyawan (Mar s/d Jul+ THR)
Lain-lain
|
21.340.000
52.000
5.075.500
25.244.400
1.338.000
2.989.500
65.000
2.602.800
12.000.000
250.000
|
Jumlah Pengeluaran
|
70.957.200
|
|
Kenaikan Aktiva Bersih
|
30.357.271
|
Rabu, 07 Mei 2014
Minggu, 04 Mei 2014
SALAM REDAKSI
Halo para pembaca yang budiman….”Selamat
Paskah 2014. “Suara kasih”, Buletin dari
Yayasan Mutiara Kasih Indonesia edisi kelima
kami persembahkan kepada anda sebagai
sarana komunikasi antara Yayasan Mutiara Kasih Indonesia dengan pihak Penderma.
“Suara Kasih” di edisi yang kelima ini mempunyai
Judul “Jesus is Alive”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk
bangkit kembali dari keterpurukan kita, karena Jesus telah bangkit mengalahkan
maut. Jadi tidak ada yang mustahil bagi DIA.
“Suara Kasih” dalam edisi yang kelima akan menyajikan Renungan, Laporan Kegiatan
Rekoleksi Outbound Siswa 2014, dan Laporan Keuangan.
Akhirnya semoga melalui “Suara Kasih”
komunikasi antara para pembaca, penderma
dan Yayasan Mutiara Kasih Indonesia boleh terjalin dengan baik. Kami juga
menerima masukan untuk kemajuan dari Buletin ini.
Redaksi
“Suara Kasih”
Susunan Redaksi Suara Kasih dan Susunan Pengurus YMKI
SUSUNAN REDAKSI SUARA KASIH
| |
Penasehat/ Penanggung jawab
|
: Sujanto
|
Pemimpin Umum
|
: Fransiskus Eko
|
Pemimpin Redaksi
|
: Susana
|
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA (YMKI)
| ||
Penasehat
|
:
|
Denny Hartono dan Sujanto
|
Ketua
|
:
|
Fransiskus Eko
|
Pengurus Harian
|
:
|
Susana
|
PROFIL YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA
Yayasan mutiara kasih, lahir dari kerinduan untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan formal dan ikut ambil bagian dalam pendidikan moral dan spiritual untuk membentuk generasi bangsa yang mempunyai jiwa yang tangguh dalam menghadapi tantangan jaman, serta mempunyai budi pekerti yang baik dan mempunyai karakter yang baik. Apa yang baik dalam diri seseorang itu digali dan dibina serta dikembangkan sehingga dapat menjadi mutiara yang berharga dan memberikan kasih pada lingkungan sekitarnya. Yayasan Mutiara Kasih juga lahir dari kerinduan untuk menanamkan dan menjalankan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (sila ke 5 dari Pancasila) dibidang pendidikan.
VISI
Menjadikan peserta didik orang yang kuat dalam iman, berprestasi, mandiri dan mempunyai karakter yang baik.
MISI
- Menanamkan nilai-nilai rohani hingga mempunyai akar yang kuat dalam iman pada peserta didik.
- Menanamkan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan pada peserta didik.
- Menggali potensi anak dan mengembangkan potensi anak hingga mereka dapat berprestasi.
- Mengikuti perkembangan kemajuan di bidang pendidikan dan teknologi dan mengajarkannya pada peserta didik.
- Memotivasi anak untuk maju dan berkembang serta mempunyai kepercayaan diri.
- Melakukan pendidikan karakter.
KATA PENGANTAR
Ada suatu kata-kata yang menarik
yang diucapkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus dalam kotbah minggu palma yang
lalu, Paus mengatakan : "Di mana hati saya. Apakah saya suka Yudas
yang mampu mengkhianati Yesus atau seperti para murid yang memahami semua yang
dikatakan Yesus tetapi tertidur sementara Yesus menderita ?” Kata-kata
itu sungguh mempunyai arti yang mendalam, seakan membuat diri kita bertanya
kepada diri sendiri “Apakah benar Yesus hidup dalam hati kita ? Jika benar
Yesus hidup dalam hati dan diri kita, apakah pikiran, perkataan dan perbuatan
kita sudah mencerminkan perbuatan Yesus sendiri ?”
Setiap merayakan Paskah, umat
Kristiani mengimani bahwa Yesus menderita, mati dan bangkit dengan penuh
kemuliaan. Mulut kita penuh dengan pujian yang mengatakan bahwa Yesus tidak
berhenti kepada kematian, tetapi bangkit dan hidup kembali. Memang benar, Yesus
telah menderita, mati dan telah bangkit , tetapi yang menjadi suatu pertanyaan
besar dalam hati dan diri kita adalah, benarkah Yesus telah bangkit dan hidup
dalam diri kita ? Apakah kita telah membiarkan Yesus yang hidup mengambil alih
kehidupan kita ? Benarkan setiap langkah hidup kita telah mencerminkan kasih
yang telah Yesus sendiri telah ajarkan ?
Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak
kita semua untuk melihat kedalam hati kita yang paling dalam, mengajak kita
untuk memeriksa diri kita sendiri, apakah benar bahwa Yesus hidup dalam diri
dan hati kita ? ataukah seringkali kita bertindak seperti Yudas yang tega
menjual Yesus demi keuntungan diri sendiri ? ataukah kita seperti murid-murid
Yesus yang mengerti dan mendalami ajaran Yesus, tetapi selalu berdiam
diri saat melihat orang lain menderita ?
Semoga buletin Mutiara Kasih
Indonesia boleh membawa Yesus yang hidup ke dalam hati semua pembaca sekalian,
membuat diri kita semua menjadi terang dan garam yang tidak pernah lelah
bekerja untuk kemuliaanNya.
RENUNGAN : The Impossible Good News
Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Halleluya. Saudaraku yang terkasih
dalam Kristus, berita tentang kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus adalah berita
yang boleh dikatakan asing bagi telinga orang yang hidup pada zaman-Nya dan bahkan sebagian masih
merasakan kejanggalan berita itu sampai saat ini. Yang saya maksudkan adalah bagi
mereka yang kurang atau bahkan tidak percaya akan “Misteri” kebangkitan ini.
Kita mungkin sering mendengarkan dan bahkan
merayakan Misteri kebangkitan Tuhan dalam perayaan Paskah di Gereja-Gereja di
mana kita berkesempatan untuk merayakannya dengan penuh sukacita. Saya berpikir
penting juga bagi kita untuk lebih dalam menghayati dan menyatukan diri dengan peristiwa
agung ini. Kita sering mendengar berita tentang kebangkitan Tuhan ini sudah begitu
lama.
Berbicara tentang kebangkitan, cukup banyak
orang dari bangsa Israel pada jaman dahulu dan bahkan hampir sebagian besar umat
manusia juga sampai saat ini mempertanyakan bagaimana manusia nantinya setelah mengalami
kematian. Bangsa Israel mempertanyakan hal
ini tentunya dalam konteks iman dan kepercayaan mereka terhadap YAHWEH. Kebanyakan
kaum Yahudi berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi sesuatu apapun setelah kematian.
Kita hanya kembali ke bumi dan menghilang begitu saja. Kita bisa melihat bukti dari
iman bangsa Israel ini dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab mazmur misalnya “Debu
tidak dapat memuliakaMu” (Mazmur, 30:9). Ide yang timbul dari pernyataan ini adalah
bahwa saya hanya akan dapat memuliakan Dikau Tuhan selama saya masih hidup.
Apabila saya mati, saya hanyalah debu dan tentu debu tidak dapat memuliakanMu. Dalam
kitab nabi Yesaya misalnya; “orang meninggal tidak dapat memuliakan-Mu”
(Yesaya, 38:18). Kebanyakan orang Yahudi yang hidup pada jaman ini meneruskan keyakinan
bahwa kematian adalah akhir. Menurut kaum Yahudi dalam kematian manusia menuju ke“Sheol”.
Sheol berdasarkan mitology Yunani dan Romawi adalah tempat yang gelap, penuh dengan
penderitaan dan kenistaan. Tentunya tidak ada seorangpun yang berharap untuk mengalami
Sheol dalam hidupnya.
Namun ini semua berubah dengan kehadiran
Yesus Sang Mesias. Ingat ketika Dia berbicara kepada Martha saat kematian saudaranya
Lazarus; “AkulahKebangkitandanHidup” (Yoh. 11:25a). Pada masa Tuhan Yesus banyak
orang Yahudi yang mulai berpikir tentang kebangkitan pada akhir jaman. Cukup berkembang
jumlah orang yang percaya akan kehidupan setelah kematian. Pemandangan akhir jaman
ini, ditandai dengan orang-orang benar akan bangkit dari kematian dan bersatu dengan
Tuhan serta menikmati kebahagiaan bersamaNya. Orang Saduki memang tidak percaya
kepada kebangkitan namun tidak dengan orang Farisi, mereka mempercayai adanya kehidupan
setelah kematian. Kadang terjadi perdebatan di antara kedua kelompok Yahudi ini.
Tidak sedikit juga yang hidup pada jaman Tuhan Yesus yang percaya akan
“Inkarnasi”. Kita tentunya masih ingat ketika mereka menyebut Tuhan Yesus,
Elia, Ada yang menyebutNya Yeremia ada pula yang menyebutNya Yohanes Pembaptis atau
bahkan salah satu dari para nabi yang bangkit dari kematian. Menjadi jelas sekarang
bahwa kepercayaan orang Yahudi sudah tercampur dengan kepercayaan orang Yunani.
Plato seorang filsuf besar Yunani mengatakan
bahwa ketika kita mati, jiwa kita keluar dari tubuh kita. Tubuh merupakan penjara
bagi jiwa. Jiwa selalu merindukan pembebasan dari penjara tubuh, sehingga dia menemukan
kemurnian hidupnya sebagai roh. Tapi itu semua pendapat dari sudut pandang intelektual
pada masa Yesus ketika berhadapan dengan pertanyaan apa yang akan terjadi ketika
kita mati.
Sekarang apa yang akan terjadi dengan
kita ketika kita meninggal? Yesus wafat di salib, bagaimana orang berpikir nantinya
tentang hal ini? Mungkin secara spiritual para pengikutnya percaya betul bahwa pada
akhir jaman dia akan bangkit bersama dengan orang-orang benar. Orang saduki mungkin
menganggap bahwa Dia akan kembali ke Sheol, namun bagi pengikutnya yang
berpikir positip dan optimis, pada akhir jaman Yesus akan bangkit bersama dengan
orang-orang yang dibenarkan Allah.
Mari kita lihat dari teks Kitab Suci
yang berbicara tentang kebangkitan, bahwa sudah ribuan tahun masih membuat kita
kagum dan selalu mengagumi dan mensyukurinya. Ketika Maria Magdalena datang ke kuburan
dan melihat batu yang menutupi kuburan Tuhan terguling, dan tubuh Tuhan menghilang,
dia tidak langsung menarik kesimpulan bahwa Tuhan bangkit dari antara orang
mati. Hal kebangkitan tidak tersirat sedikitpun dalam pikirannya, yang Maria Magdalena ketahui adalah Tuhan dicuri
orang. Yohanes dan Petrus pun demikian, mereka orang Yahudi yang taat, mereka tidak
pernah berpikir akan kebangkitan orang mati makanya mereka berlari kekuburan Yesus.
Pertanyaannya adalah mengapa mereka berlari? Apakah karena mereka mau melihat Yesus
yang bangkit? Bukan! bukan itu yang membuat mereka berlari, akan tetapi mereka mau
mengetahui apa yang terjadi dengan kuburan Tuhan Yesus. Kedua rasul ini ingin mendapatkan
informasi sedini mungkin tentang peristiwa di tempat Tuhan dikuburkan. Ini dilakukan
agar mereka segera mengklaim kembali tubuh Tuhan dan menemukan siapa yang
mencuri tubuh Tuhan.
Kita mendengar Yohanes tiba di
kuburan dia melihat serta tahu kalau kain kafan tergeletak di sana. Mengapa pencuri
hanya mengambil tubuh Tuhan dan membiarkan kain kafan dalam keadaan rapi teratur?
Bukankah kalau pencuri seharusnya mengambil sesegera mungkin tubuh Tuhan dari kuburan
tanpa harus membuka kain kafan terlebih dahulu? Ini mengagetkan Yohanes. Ini bukan
kejadian pencurian seperti biasanya. Dalam kebingungan Yohanes, Petrus pun
tiba, maklum orang tua biasa larinya agak pelan. Petrus menjenguk kuburan dan dia
berpikir seperti yang Yohanes piker dan rasakan. Namun ada sesuatu yang lebih unik
terjadi lagi di sana di dalam kubur Tuhan; kain yang membungkus kepalanya tidak
bersama dengan kain kafan, kain pembungkus kepala terletak terpisah dengan kain
kafan. Aneh memang tapi menarik, kenapa pencuri membuka kain kafan dan juga harus
membuka kain penutup kepala dan menyimpannya dengan rapi serta meletakkannya secara
terpisah?
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
mengapa penginjil Yohanes selalu menambahkan hal-hal yang detail dalam injilnya,
agar pembacanya mengingat bahwa hal yang detail ini tidak sebagai hal yang
mistis, akan tetapi mau mewartakan kebenaran bahwa Yesus yang diadili, Yesus
yang menderita dianiaya , Yesus yang disalibkan dan yang dibunuh oleh para eksekutor
Romawi, yang pasti mereka tidak membiarkan Yesus hidup dan mereka tahu bagaimana
membunuh seseorang sampai mati, dan Tuhan Yesus yang mengalami semuanya itu kini
bangkit dalam kepenuhanNya; tidak jiwanya saja yang ke Surga, tidak juga ke Sheol
dan apa lagi menjadi debu dan terbang bertebaran di bumi dan menghilang. Tetapi
Yesus hidup Jiwa dan Raga.
Tidak seorangpun membayangkan hal ini
terjadi tidak juga para rasul dan ahli taurat baik saduki maupun farisi. Tetapi
inilah yang terjadi dan yang mereka ALAMI oleh para rasul pada saat itu; ketika
Yesus berdiri di hadapan mereka setelah kebangkitan dan dia mengatakan sentuhlah
aku yang memiliki daging dan tulang dan aku bukan hantu. Memang tidak ada yang
menyangka ini akan terjadi, mereka percaya bahwa semua manusia akan bangkit pada
akhir jaman bukan pada pertengahan Jaman seperti yang terjadi pada diri Yesus.
Dengan perasaan excitement para murid diteguhkan mereka dikuatkan untuk pergi membagikan
kabar sukacita ini kepada semua orang.
Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita
Yesus Kristus, inilah peristiwa kebangkitan Tuhan kita, inilah the impossible news
yang sampai hari ini memenuhi kita dengan perasaan excitement yang sama untuk ikut
berpartisipasi dalam mengirim dan membagikan the impossible good news ke semua
orang yang kita jumpai dalam hidup kita, Happy Easter and God Bless you. HALLELUYA!!
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St Mikael)
LIPUTAN KEGIATAN REKOLEKSI OUTBOUND SISWA 2014
Puji Syukur pada penyelenggaraan Illahi, kami
boleh mengadakan Rekoleksi Outbound Siswa pada tanggal 15-16 Februari 2014 di
rumah retreat Dharmaningsih-Celaket-Mojokerto. Beberapa orang tua sempat bertanya apakah rekoleksi jadi diadakan karena
sehari sebelumnya Gunung Kelud meletus. Tetapi kami memutuskan untuk tetap menjalankan
rencana semula karena kami merasa retret ini penting bagi masa depan anak-anak
ini dan kami tidak ingin menunda selangkahpun masa depan mereka.
Rekoleksi yang dikhususkan untuk
siswa-siswi SMP ini diikuti oleh 92 peserta,
yang terdiri dari siswa-siswi kelas 7 sampai dengan
kelas 9 SMPK Santo Mikael dan SMPK Indriasana 4. Rekoleksi ini kami beri nama “YOUR FUTURE”,
yang bertujuan untuk memotivasi anak-anak agar mempersiapkan diri sejak dini untuk meraih
masa depan.
Your Future is depend on what you are doing
today not tomorrow adalah garis besar isi dari rekoleksi ini. Kami berharap rekoleksi ini dapat memberi penyadaran
pada
peserta untuk
tidak berfokus pada keadaan mereka atau background orang tua mereka saat ini,
tetapi berjuang meraih masa depan yang mereka impikan dengan menetapkan
keinginan, membangun keyakinan dan melakukan tindakan dalam
hidup mereka mulai saat ini.
Berikut ini adalah beberapa foto saat rekoleksi...
"Save the bomb"
Dengan keterbatasan masing-masing, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
Yeeaaaahhhh!!!!! Berhasiiiiilll!!!!!
Pak Mario bersama kelompok pemenang outbound
Siswa Siswi Peserta Rekoleksi Outbound 2014
Kamis, 01 Mei 2014
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN POSISI
KEUANGAN
|
||
No.
|
Perkiraan
|
Mar 2014
|
Aktiva
|
(Rp)
|
|
1
2
3
|
Kas
Bank BCA
Bank Panin
|
16.039.050
7.068.857
103.034
|
|
Jumlah Aktiva
|
23.210.941
|
LAPORAN AKTIVITAS
| ||
No.
|
Perkiraan
|
Jan-Mar 2014
|
Penerimaan
|
(Rp)
| |
1
2
3
4
|
Donatur Prota
Donatur Beasiswa
Bunga Bank (BCA+Panin)
Sumbangan
|
13.450.045
-
15.132
43.000.000
|
Jumlah Penerimaan
|
56.465.177
| |
Pengeluaran
| ||
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Biaya Prota
Biaya Adm Bank
Biaya bantuan
Biaya Anak Asuh
Biaya Retreat
Biaya Pembinaan
Biaya Sekretariat
Biaya Inventaris
Gaji Karyawan
|
16.005.000 45.000
6.200.000
12.774.700
18.721.700
1.665.000
-
2.602.800
6.000.000
|
Jumlah Pengeluaran
|
64.014.200
| |
Kenaikan Aktiva Bersih
|
(7.549.023)
|
Langganan:
Postingan (Atom)