Ada suatu kata-kata yang menarik
yang diucapkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus dalam kotbah minggu palma yang
lalu, Paus mengatakan : "Di mana hati saya. Apakah saya suka Yudas
yang mampu mengkhianati Yesus atau seperti para murid yang memahami semua yang
dikatakan Yesus tetapi tertidur sementara Yesus menderita ?” Kata-kata
itu sungguh mempunyai arti yang mendalam, seakan membuat diri kita bertanya
kepada diri sendiri “Apakah benar Yesus hidup dalam hati kita ? Jika benar
Yesus hidup dalam hati dan diri kita, apakah pikiran, perkataan dan perbuatan
kita sudah mencerminkan perbuatan Yesus sendiri ?”
Setiap merayakan Paskah, umat
Kristiani mengimani bahwa Yesus menderita, mati dan bangkit dengan penuh
kemuliaan. Mulut kita penuh dengan pujian yang mengatakan bahwa Yesus tidak
berhenti kepada kematian, tetapi bangkit dan hidup kembali. Memang benar, Yesus
telah menderita, mati dan telah bangkit , tetapi yang menjadi suatu pertanyaan
besar dalam hati dan diri kita adalah, benarkah Yesus telah bangkit dan hidup
dalam diri kita ? Apakah kita telah membiarkan Yesus yang hidup mengambil alih
kehidupan kita ? Benarkan setiap langkah hidup kita telah mencerminkan kasih
yang telah Yesus sendiri telah ajarkan ?
Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak
kita semua untuk melihat kedalam hati kita yang paling dalam, mengajak kita
untuk memeriksa diri kita sendiri, apakah benar bahwa Yesus hidup dalam diri
dan hati kita ? ataukah seringkali kita bertindak seperti Yudas yang tega
menjual Yesus demi keuntungan diri sendiri ? ataukah kita seperti murid-murid
Yesus yang mengerti dan mendalami ajaran Yesus, tetapi selalu berdiam
diri saat melihat orang lain menderita ?
Semoga buletin Mutiara Kasih
Indonesia boleh membawa Yesus yang hidup ke dalam hati semua pembaca sekalian,
membuat diri kita semua menjadi terang dan garam yang tidak pernah lelah
bekerja untuk kemuliaanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar