Minggu, 04 Mei 2014

KATA PENGANTAR

Ada suatu kata-kata yang menarik yang diucapkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus dalam kotbah minggu palma yang lalu, Paus mengatakan : "Di mana hati saya. Apakah saya suka Yudas yang mampu mengkhianati Yesus atau seperti para murid yang memahami semua yang dikatakan Yesus tetapi tertidur sementara Yesus menderita ?”  Kata-kata itu sungguh mempunyai arti yang mendalam, seakan membuat diri kita bertanya kepada diri sendiri “Apakah benar Yesus hidup dalam hati kita ? Jika benar Yesus hidup dalam hati dan diri kita, apakah pikiran, perkataan dan perbuatan kita sudah mencerminkan perbuatan Yesus sendiri ?”

Setiap merayakan Paskah, umat Kristiani mengimani bahwa Yesus menderita, mati dan bangkit dengan penuh kemuliaan. Mulut kita penuh dengan pujian yang mengatakan bahwa Yesus tidak berhenti kepada kematian, tetapi bangkit dan hidup kembali. Memang benar, Yesus telah menderita, mati dan telah bangkit , tetapi yang menjadi suatu pertanyaan besar dalam hati dan diri kita adalah, benarkah Yesus telah bangkit dan hidup dalam diri kita ? Apakah kita telah membiarkan Yesus yang hidup mengambil alih kehidupan kita ? Benarkan setiap langkah hidup kita telah mencerminkan kasih yang telah Yesus sendiri telah ajarkan ?

Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk melihat kedalam hati kita yang paling dalam, mengajak kita untuk memeriksa diri kita sendiri, apakah benar bahwa Yesus hidup dalam diri dan hati kita ? ataukah seringkali kita bertindak seperti Yudas yang tega menjual Yesus demi keuntungan diri sendiri ? ataukah kita seperti murid-murid Yesus yang  mengerti dan mendalami ajaran Yesus, tetapi selalu berdiam diri saat melihat orang lain menderita ?


Semoga buletin Mutiara Kasih Indonesia boleh membawa Yesus yang hidup ke dalam hati semua pembaca sekalian, membuat diri kita semua menjadi terang dan garam yang tidak pernah lelah bekerja untuk kemuliaanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar