Minggu, 04 Mei 2014

RENUNGAN : The Impossible Good News

Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Halleluya. Saudaraku yang terkasih dalam Kristus, berita tentang kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus adalah berita yang boleh dikatakan asing bagi telinga orang yang hidup pada zaman-Nya dan bahkan sebagian masih merasakan kejanggalan berita itu sampai saat ini. Yang saya maksudkan adalah bagi mereka yang kurang atau bahkan tidak percaya akan “Misteri” kebangkitan ini.

Kita mungkin sering mendengarkan dan bahkan merayakan Misteri kebangkitan Tuhan dalam perayaan Paskah di Gereja-Gereja di mana kita berkesempatan untuk merayakannya dengan penuh sukacita. Saya berpikir penting juga bagi kita untuk lebih dalam menghayati dan menyatukan diri dengan peristiwa agung ini. Kita sering mendengar berita tentang kebangkitan Tuhan ini sudah begitu lama.

Berbicara tentang kebangkitan, cukup banyak orang dari bangsa Israel pada jaman dahulu dan bahkan hampir sebagian besar umat manusia juga sampai saat ini mempertanyakan bagaimana manusia nantinya setelah mengalami kematian. Bangsa Israel  mempertanyakan hal ini tentunya dalam konteks iman dan kepercayaan mereka terhadap YAHWEH. Kebanyakan kaum Yahudi berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi sesuatu apapun setelah kematian. Kita hanya kembali ke bumi dan menghilang begitu saja. Kita bisa melihat bukti dari iman bangsa Israel ini dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab mazmur misalnya “Debu tidak dapat memuliakaMu” (Mazmur, 30:9). Ide yang timbul dari pernyataan ini adalah bahwa saya hanya akan dapat memuliakan Dikau Tuhan selama saya masih hidup. Apabila saya mati, saya hanyalah debu dan tentu debu tidak dapat memuliakanMu. Dalam kitab nabi Yesaya misalnya; “orang meninggal tidak dapat memuliakan-Mu” (Yesaya, 38:18). Kebanyakan orang Yahudi yang hidup pada jaman ini meneruskan keyakinan bahwa kematian adalah akhir. Menurut kaum Yahudi dalam kematian manusia menuju ke“Sheol”. Sheol berdasarkan mitology Yunani dan Romawi adalah tempat yang gelap, penuh dengan penderitaan dan kenistaan. Tentunya tidak ada seorangpun yang berharap untuk mengalami Sheol dalam hidupnya.

Namun ini semua berubah dengan kehadiran Yesus Sang Mesias. Ingat ketika Dia berbicara kepada Martha saat kematian saudaranya Lazarus; “AkulahKebangkitandanHidup” (Yoh. 11:25a). Pada masa Tuhan Yesus banyak orang Yahudi yang mulai berpikir tentang kebangkitan pada akhir jaman. Cukup berkembang jumlah orang yang percaya akan kehidupan setelah kematian. Pemandangan akhir jaman ini, ditandai dengan orang-orang benar akan bangkit dari kematian dan bersatu dengan Tuhan serta menikmati kebahagiaan bersamaNya. Orang Saduki memang tidak percaya kepada kebangkitan namun tidak dengan orang Farisi, mereka mempercayai adanya kehidupan setelah kematian. Kadang terjadi perdebatan di antara kedua kelompok Yahudi ini. Tidak sedikit juga yang hidup pada jaman Tuhan Yesus yang percaya akan “Inkarnasi”. Kita tentunya masih ingat ketika mereka menyebut Tuhan Yesus, Elia, Ada yang menyebutNya Yeremia ada pula yang menyebutNya Yohanes Pembaptis atau bahkan salah satu dari para nabi yang bangkit dari kematian. Menjadi jelas sekarang bahwa kepercayaan orang Yahudi sudah tercampur dengan kepercayaan orang Yunani.

Plato seorang filsuf besar Yunani mengatakan bahwa ketika kita mati, jiwa kita keluar dari tubuh kita. Tubuh merupakan penjara bagi jiwa. Jiwa selalu merindukan pembebasan dari penjara tubuh, sehingga dia menemukan kemurnian hidupnya sebagai roh. Tapi itu semua pendapat dari sudut pandang intelektual pada masa Yesus ketika berhadapan dengan pertanyaan apa yang akan terjadi ketika kita mati.

Sekarang apa yang akan terjadi dengan kita ketika kita meninggal? Yesus wafat di salib, bagaimana orang berpikir nantinya tentang hal ini? Mungkin secara spiritual para pengikutnya percaya betul bahwa pada akhir jaman dia akan bangkit bersama dengan orang-orang benar. Orang saduki mungkin menganggap bahwa Dia akan kembali ke Sheol, namun bagi pengikutnya yang berpikir positip dan optimis, pada akhir jaman Yesus akan bangkit bersama dengan orang-orang yang dibenarkan Allah.
Mari kita lihat dari teks Kitab Suci yang berbicara tentang kebangkitan, bahwa sudah ribuan tahun masih membuat kita kagum dan selalu mengagumi dan mensyukurinya. Ketika Maria Magdalena datang ke kuburan dan melihat batu yang menutupi kuburan Tuhan terguling, dan tubuh Tuhan menghilang, dia tidak langsung menarik kesimpulan bahwa Tuhan bangkit dari antara orang mati. Hal kebangkitan tidak tersirat sedikitpun dalam pikirannya,  yang Maria Magdalena ketahui adalah Tuhan dicuri orang. Yohanes dan Petrus pun demikian, mereka orang Yahudi yang taat, mereka tidak pernah berpikir akan kebangkitan orang mati makanya mereka berlari kekuburan Yesus. Pertanyaannya adalah mengapa mereka berlari? Apakah karena mereka mau melihat Yesus yang bangkit? Bukan! bukan itu yang membuat mereka berlari, akan tetapi mereka mau mengetahui apa yang terjadi dengan kuburan Tuhan Yesus. Kedua rasul ini ingin mendapatkan informasi sedini mungkin tentang peristiwa di tempat Tuhan dikuburkan. Ini dilakukan agar mereka segera mengklaim kembali tubuh Tuhan dan menemukan siapa yang mencuri tubuh Tuhan.

Kita mendengar Yohanes tiba di kuburan dia melihat serta tahu kalau kain kafan tergeletak di sana. Mengapa pencuri hanya mengambil tubuh Tuhan dan membiarkan kain kafan dalam keadaan rapi teratur? Bukankah kalau pencuri seharusnya mengambil sesegera mungkin tubuh Tuhan dari kuburan tanpa harus membuka kain kafan terlebih dahulu? Ini mengagetkan Yohanes. Ini bukan kejadian pencurian seperti biasanya. Dalam kebingungan Yohanes, Petrus pun tiba, maklum orang tua biasa larinya agak pelan. Petrus menjenguk kuburan dan dia berpikir seperti yang Yohanes piker dan rasakan. Namun ada sesuatu yang lebih unik terjadi lagi di sana di dalam kubur Tuhan; kain yang membungkus kepalanya tidak bersama dengan kain kafan, kain pembungkus kepala terletak terpisah dengan kain kafan. Aneh memang tapi menarik, kenapa pencuri membuka kain kafan dan juga harus membuka kain penutup kepala dan menyimpannya dengan rapi serta meletakkannya secara terpisah?

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus, mengapa penginjil Yohanes selalu menambahkan hal-hal yang detail dalam injilnya, agar pembacanya mengingat bahwa hal yang detail ini tidak sebagai hal yang mistis, akan tetapi mau mewartakan kebenaran bahwa Yesus yang diadili, Yesus yang menderita dianiaya , Yesus yang disalibkan dan yang dibunuh oleh para eksekutor Romawi, yang pasti mereka tidak membiarkan Yesus hidup dan mereka tahu bagaimana membunuh seseorang sampai mati, dan Tuhan Yesus yang mengalami semuanya itu kini bangkit dalam kepenuhanNya; tidak jiwanya saja yang ke Surga, tidak juga ke Sheol dan apa lagi menjadi debu dan terbang bertebaran di bumi dan menghilang. Tetapi Yesus hidup Jiwa dan Raga.

Tidak seorangpun membayangkan hal ini terjadi tidak juga para rasul dan ahli taurat baik saduki maupun farisi. Tetapi inilah yang terjadi dan yang mereka ALAMI oleh para rasul pada saat itu; ketika Yesus berdiri di hadapan mereka setelah kebangkitan dan dia mengatakan sentuhlah aku yang memiliki daging dan tulang dan aku bukan hantu. Memang tidak ada yang menyangka ini akan terjadi, mereka percaya bahwa semua manusia akan bangkit pada akhir jaman bukan pada pertengahan Jaman seperti yang terjadi pada diri Yesus. Dengan perasaan excitement para murid diteguhkan mereka dikuatkan untuk pergi membagikan kabar sukacita ini kepada semua orang.

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, inilah peristiwa kebangkitan Tuhan kita, inilah the impossible news yang sampai hari ini memenuhi kita dengan perasaan excitement yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam mengirim dan membagikan the impossible good news ke semua orang yang kita jumpai dalam hidup kita, Happy Easter and God Bless you. HALLELUYA!!

By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St Mikael)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar