Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Halleluya. Saudaraku yang terkasih
dalam Kristus, berita tentang kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus adalah berita
yang boleh dikatakan asing bagi telinga orang yang hidup pada zaman-Nya dan bahkan sebagian masih
merasakan kejanggalan berita itu sampai saat ini. Yang saya maksudkan adalah bagi
mereka yang kurang atau bahkan tidak percaya akan “Misteri” kebangkitan ini.
Kita mungkin sering mendengarkan dan bahkan
merayakan Misteri kebangkitan Tuhan dalam perayaan Paskah di Gereja-Gereja di
mana kita berkesempatan untuk merayakannya dengan penuh sukacita. Saya berpikir
penting juga bagi kita untuk lebih dalam menghayati dan menyatukan diri dengan peristiwa
agung ini. Kita sering mendengar berita tentang kebangkitan Tuhan ini sudah begitu
lama.
Berbicara tentang kebangkitan, cukup banyak
orang dari bangsa Israel pada jaman dahulu dan bahkan hampir sebagian besar umat
manusia juga sampai saat ini mempertanyakan bagaimana manusia nantinya setelah mengalami
kematian. Bangsa Israel mempertanyakan hal
ini tentunya dalam konteks iman dan kepercayaan mereka terhadap YAHWEH. Kebanyakan
kaum Yahudi berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi sesuatu apapun setelah kematian.
Kita hanya kembali ke bumi dan menghilang begitu saja. Kita bisa melihat bukti dari
iman bangsa Israel ini dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab mazmur misalnya “Debu
tidak dapat memuliakaMu” (Mazmur, 30:9). Ide yang timbul dari pernyataan ini adalah
bahwa saya hanya akan dapat memuliakan Dikau Tuhan selama saya masih hidup.
Apabila saya mati, saya hanyalah debu dan tentu debu tidak dapat memuliakanMu. Dalam
kitab nabi Yesaya misalnya; “orang meninggal tidak dapat memuliakan-Mu”
(Yesaya, 38:18). Kebanyakan orang Yahudi yang hidup pada jaman ini meneruskan keyakinan
bahwa kematian adalah akhir. Menurut kaum Yahudi dalam kematian manusia menuju ke“Sheol”.
Sheol berdasarkan mitology Yunani dan Romawi adalah tempat yang gelap, penuh dengan
penderitaan dan kenistaan. Tentunya tidak ada seorangpun yang berharap untuk mengalami
Sheol dalam hidupnya.
Namun ini semua berubah dengan kehadiran
Yesus Sang Mesias. Ingat ketika Dia berbicara kepada Martha saat kematian saudaranya
Lazarus; “AkulahKebangkitandanHidup” (Yoh. 11:25a). Pada masa Tuhan Yesus banyak
orang Yahudi yang mulai berpikir tentang kebangkitan pada akhir jaman. Cukup berkembang
jumlah orang yang percaya akan kehidupan setelah kematian. Pemandangan akhir jaman
ini, ditandai dengan orang-orang benar akan bangkit dari kematian dan bersatu dengan
Tuhan serta menikmati kebahagiaan bersamaNya. Orang Saduki memang tidak percaya
kepada kebangkitan namun tidak dengan orang Farisi, mereka mempercayai adanya kehidupan
setelah kematian. Kadang terjadi perdebatan di antara kedua kelompok Yahudi ini.
Tidak sedikit juga yang hidup pada jaman Tuhan Yesus yang percaya akan
“Inkarnasi”. Kita tentunya masih ingat ketika mereka menyebut Tuhan Yesus,
Elia, Ada yang menyebutNya Yeremia ada pula yang menyebutNya Yohanes Pembaptis atau
bahkan salah satu dari para nabi yang bangkit dari kematian. Menjadi jelas sekarang
bahwa kepercayaan orang Yahudi sudah tercampur dengan kepercayaan orang Yunani.
Plato seorang filsuf besar Yunani mengatakan
bahwa ketika kita mati, jiwa kita keluar dari tubuh kita. Tubuh merupakan penjara
bagi jiwa. Jiwa selalu merindukan pembebasan dari penjara tubuh, sehingga dia menemukan
kemurnian hidupnya sebagai roh. Tapi itu semua pendapat dari sudut pandang intelektual
pada masa Yesus ketika berhadapan dengan pertanyaan apa yang akan terjadi ketika
kita mati.
Sekarang apa yang akan terjadi dengan
kita ketika kita meninggal? Yesus wafat di salib, bagaimana orang berpikir nantinya
tentang hal ini? Mungkin secara spiritual para pengikutnya percaya betul bahwa pada
akhir jaman dia akan bangkit bersama dengan orang-orang benar. Orang saduki mungkin
menganggap bahwa Dia akan kembali ke Sheol, namun bagi pengikutnya yang
berpikir positip dan optimis, pada akhir jaman Yesus akan bangkit bersama dengan
orang-orang yang dibenarkan Allah.
Mari kita lihat dari teks Kitab Suci
yang berbicara tentang kebangkitan, bahwa sudah ribuan tahun masih membuat kita
kagum dan selalu mengagumi dan mensyukurinya. Ketika Maria Magdalena datang ke kuburan
dan melihat batu yang menutupi kuburan Tuhan terguling, dan tubuh Tuhan menghilang,
dia tidak langsung menarik kesimpulan bahwa Tuhan bangkit dari antara orang
mati. Hal kebangkitan tidak tersirat sedikitpun dalam pikirannya, yang Maria Magdalena ketahui adalah Tuhan dicuri
orang. Yohanes dan Petrus pun demikian, mereka orang Yahudi yang taat, mereka tidak
pernah berpikir akan kebangkitan orang mati makanya mereka berlari kekuburan Yesus.
Pertanyaannya adalah mengapa mereka berlari? Apakah karena mereka mau melihat Yesus
yang bangkit? Bukan! bukan itu yang membuat mereka berlari, akan tetapi mereka mau
mengetahui apa yang terjadi dengan kuburan Tuhan Yesus. Kedua rasul ini ingin mendapatkan
informasi sedini mungkin tentang peristiwa di tempat Tuhan dikuburkan. Ini dilakukan
agar mereka segera mengklaim kembali tubuh Tuhan dan menemukan siapa yang
mencuri tubuh Tuhan.
Kita mendengar Yohanes tiba di
kuburan dia melihat serta tahu kalau kain kafan tergeletak di sana. Mengapa pencuri
hanya mengambil tubuh Tuhan dan membiarkan kain kafan dalam keadaan rapi teratur?
Bukankah kalau pencuri seharusnya mengambil sesegera mungkin tubuh Tuhan dari kuburan
tanpa harus membuka kain kafan terlebih dahulu? Ini mengagetkan Yohanes. Ini bukan
kejadian pencurian seperti biasanya. Dalam kebingungan Yohanes, Petrus pun
tiba, maklum orang tua biasa larinya agak pelan. Petrus menjenguk kuburan dan dia
berpikir seperti yang Yohanes piker dan rasakan. Namun ada sesuatu yang lebih unik
terjadi lagi di sana di dalam kubur Tuhan; kain yang membungkus kepalanya tidak
bersama dengan kain kafan, kain pembungkus kepala terletak terpisah dengan kain
kafan. Aneh memang tapi menarik, kenapa pencuri membuka kain kafan dan juga harus
membuka kain penutup kepala dan menyimpannya dengan rapi serta meletakkannya secara
terpisah?
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus,
mengapa penginjil Yohanes selalu menambahkan hal-hal yang detail dalam injilnya,
agar pembacanya mengingat bahwa hal yang detail ini tidak sebagai hal yang
mistis, akan tetapi mau mewartakan kebenaran bahwa Yesus yang diadili, Yesus
yang menderita dianiaya , Yesus yang disalibkan dan yang dibunuh oleh para eksekutor
Romawi, yang pasti mereka tidak membiarkan Yesus hidup dan mereka tahu bagaimana
membunuh seseorang sampai mati, dan Tuhan Yesus yang mengalami semuanya itu kini
bangkit dalam kepenuhanNya; tidak jiwanya saja yang ke Surga, tidak juga ke Sheol
dan apa lagi menjadi debu dan terbang bertebaran di bumi dan menghilang. Tetapi
Yesus hidup Jiwa dan Raga.
Tidak seorangpun membayangkan hal ini
terjadi tidak juga para rasul dan ahli taurat baik saduki maupun farisi. Tetapi
inilah yang terjadi dan yang mereka ALAMI oleh para rasul pada saat itu; ketika
Yesus berdiri di hadapan mereka setelah kebangkitan dan dia mengatakan sentuhlah
aku yang memiliki daging dan tulang dan aku bukan hantu. Memang tidak ada yang
menyangka ini akan terjadi, mereka percaya bahwa semua manusia akan bangkit pada
akhir jaman bukan pada pertengahan Jaman seperti yang terjadi pada diri Yesus.
Dengan perasaan excitement para murid diteguhkan mereka dikuatkan untuk pergi membagikan
kabar sukacita ini kepada semua orang.
Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita
Yesus Kristus, inilah peristiwa kebangkitan Tuhan kita, inilah the impossible news
yang sampai hari ini memenuhi kita dengan perasaan excitement yang sama untuk ikut
berpartisipasi dalam mengirim dan membagikan the impossible good news ke semua
orang yang kita jumpai dalam hidup kita, Happy Easter and God Bless you. HALLELUYA!!
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St Mikael)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar