Senin, 14 September 2015

Renungan : What do you Want?

WHAT DO YOU WANT?
Jesus turned around, saw them following and said, 'What do you want?' They answered, 'Rabbi' - which means Teacher - 'where do you live?' (John 1:38)

Salam jumpa kembali saudaraku.

Ayo kerja, itulah semboyan yang merangkul keseluruhan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia tercinta yang ke-70. Kemerdekaan yang kita alami dan rasakan ini adalah hasil dari perjuangan yang tanpa henti dan berkesinambungan dari seluruh putra-putri Indonesia sejak dahulu hingga saat ini. Kita patut bersyukur bahwa kemerdekaan yang sudah menjadi bagian dari negara ini sejak 70 tahun yang lalu tidak terlepas dari penyelenggaraan dan campur tangan Tuhan. 

Semboyan Ayo Kerja bagi kita pengikut Kristus tidak berhenti pada tingkat Ora et Labora (berdoa dan bekerja). Bagi kita berdoa dan bekerja seakan memberi kesan antara doa dan kerja adalah dua dunia yang berbeda. Yang satu bersifat duniawi dan yang lainnya Ilahi. Apakah sebatas itu kekayaan doa dan karya kita? Jawabannya adala tidak. Kita perlu masuk kepada pemahaman yang lebih mulia dan bermartabat sebagai anak-anak Allah yang merdeka; Orare est Laborare - Laborare est Orare (doa kita adalah kerja dan kerja kita adalah perwujudan nyata dari doa kita). 

Sama saudaraku yang dikasihi Tuhan, ketika kita menjadikan semua pekerjaan kita adalah bentuk doa yang nyata, kita sebenarnya sedang meningkatkan nilai kerja yang lebih Kristiani, kudus dan mulia. Dengan bekerja, kita sedang menyempurnahkan kemanusiaan kita yang adalah perwujudan dari gambar dan rupa Tuhan itu sendiri. Rupa Tuhan yang mencintai, rupa Tuhan yang peduli, rupa Tuhan yang mau berkorban demi cintanya kepada umatnya.

What do you want? Ini adalah sebuah pertanyaan “peduli”, pertanyaan yang siap berkorban bagi mereka yang membutuhkan Dia. Perbuatan Turned around yang dilakukan Tuhan kepada murid Yohanes adalah sebuah tindakan “peka”, tindakan mau memberi waktu, tindakan yang memiliki hati yang mau berbagi serta care. Tuhan yang sedang sibuk dengan rutinitas pewartaanya, masih menyempatkan diri untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang untuk melihat kebutuhan mereka yang merindukan Dia, mereka yang ingin mengenalNya dan mau tinggal bersama dengan Dia. 

Tuhan tidak hanya berhenti dan menoleh ke belakang, namun Dia masuk ke dalam kerinduan mereka yang mengikutiNya dengan sebuah pertanyaan “harapan”; “What do you Want?” jawaban yang mereka berikan kepada Tuhan adalah sebuah jawaban kepastian, jawaban mengenai destiny bagi mereka merindukan Tuhan. 'Rabbi where do you live?' mereka seakan bertanya Guru di manakah Engkau tinggal, di manakah kasih, di manakah kebahagiaan, di manakah kedamaian, di manakah keabadian kerajaanMu? Mereka tidak sekedar bertanya tempat tinggal, namun mereka merindukan sebuah keabadian yang damai, penuh kasih dan sukacita yang merupakan gambaran kerajaan Allah itu sendiri. 

Kita telah memperoleh kemerdekaan sebagai sebuah Negara yang sudah merayakan ulang tahunnya yang ke-70, lantas bagaimana dengan kemerdekaan kita sebagai anak-anak Tuhan? Kalau kita menyebut diri kita orang Kristiani atau Kristus-Kristus kecil, dengan semangat “ayo kerja” yang kita miliki saat ini, apakah kita juga menyempatkan diri untuk berhenti, menoleh ke belakang menanyakan kepada mereka yang membutuhkan dengan pertanyaan “What do you want seperti Tuhan? 

Saudaraku, kita sudah dan sedang memberikan dan menunjukan kepada mereka yang mencari Tuhan sebuah “destiny” melalui kepedulian kita kepada kebutuhan mereka khususnya saat ini dalam dunia Pendidikan. anak-anak asuh kita yang selama ini kita perhatikan, kita bantu. Secara tidak langsung sebenarnya kita sudah dan sedang berhenti, memberi waktu, menoleh dan care kepada mereka yang membutuhkan. Kita membuat mereka berpengharapan, memiliki kerinduan dan merasakan sebuah “destiny”, kasih, damai  dan sukacita selama peziarahan mereka di dunia ini dengan pertanyaan “Adik-adik What do you Want?” God Bless Everybody!!

By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK St. Mikael)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar