Kamis, 29 Januari 2015

Renungan : TELADAN HIDUP PERTAMA

“Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan anugerah Allah ada padaNya”
Lukas 2:40.

Selamat Natal saudaraku.

Saya berharap setiap Natal yang kita rayakan membawah perubahan yang membuat hidup kita semakin diperbaharui. Diperbaharui dalam iman, pengharapan dan cinta. Banyak pengalaman berharga yang bisa kita sertakan dalam perayaan Natal tahun ini. Entah itu pengalaman iman, atau pengalaman pengharapan bahkan sampai pada pengalaman cinta. Kita mempersembahkan semuanya di dalam palungan Tuhan. Kita adalah “orang bijak” dari “Najus” kehidupan kita dan datang mempersembahkan seluruh diri kita kepada bayi Yesus. Bayi yang lemah, sederhana namun memberi pengharapan besar bagi dunia beserta isinya. Dia yang dijanjikan sebagai penyelamat, Dia adalah perwujudan kasih Allah pada manusia dan Dia adalah Tuhan yang tinggal bersama kita umatNya.  

Semoga kita bisa merasakan kehadiran Tuhan yang sudah berinisiatif datang dan tinggal bersama kita di dalam diri kita dan juga dalam keluarga kita. Ya, keluarga. Tahun ini kita sebagai bagian dari Gereja universal mempersembahkan sekali lagi gereja terkecil dalam kehidupan kita yakni keluarga kepada Tuhan. “BERJUMPA DENGAN ALLAH DALAM KELUARGA” Imamat 26:12. Ini merupakan thema natal 2014. Gereja memberikan perhatian yang begitu besar terhadap peran keluarga dalam pertumbuhan iman dan kepribadian manusia.

Setiap kita tentu merasakan betapa pentingnya keluarga dalam kehidupan kita. Kita adalah bagian dari Kristus. Yesus memulai kehidupanNya di dunia dalam keluarga. Teladan hidup pertama yang ditunjukan bayi Yesus kepada mereka yang percaya kepadanya adalah hidup dan berada di dalam keluarga. Penting bagi kita untuk mencintai keluarga kita masing-masing dengan peran yang dipercayakan Tuhan kepada kita, entah sebagai Ayah atau ibu maupun sebagai anak. Teladan hidup pertama ini seharusnya bisa menjadi prioritas hidup kita yang bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih.

Seperti apa keluarga bayi Yesus? Keluarga Bayi Yesus  adalah keluarga yang sederhana, sederhana bukan berarti tidak memiliki harta kekayaan. Dia sederhana agar kita mengerti betapa bayi yang lahir ke dunia melalui Rahim Maria ini memiliki rasa solidaritas yang sempurnah dengan kita manusia yang lemah dan berdosa ini, sehingga dari kesederhanaaNya kita menjadi sempurnah di dalam dan bersama dengan Dia.

Yesus datang dalam rupa bayi, dengan penuh kelemahan agar setiap pribadi yang ikut ambil bagian dalam hidup bayi itu bertanggungjawab menjaganya. Menjaga tidak hanya dalam artian fisik karena bayi yang dilahirkan itu lemah, tetapi menjaga dalam arti spiritual. Bayi yang dilahirkan adalah kudus dan berahmat. Kita perlu menjaga kekudusan dan rahmat yang sudah hadir dan terlahir bersaa bayi Yesus dalam kehidupan kita. Seperti bayi Yesus yang lemah akan sangat rentan terhadap apapun yang bisa mempengaruhi dan menghalangi pertumbuhanNya, demikian pula kita akan sangat mudah untuk berada di dalam suasana yang tidak berahamat karena kelemahan kita manusia.

Saudaraku, Yesus yang datang ke dunia pernah mengalami penolakan, penolakan karena mereka yang hidup pada jamannya tidak menyediakan tempat penginapan yang layak bagi Dia untuk hadir di Dunia. Tidak semua suasana kelahiran Yesus seindah seperti yang kita lihat yang diwakili oleh dekorasi natal yang indah dan megah serta salju yang ikut mewarnai suasana batin kita. Namun, karena kasihnya yang begitu besar kepada umatnya Dia akhirnya menemukan tempat yang pantas bagi Dia yang mencintai kita. Dia dilahirkan dekat dengan “DombaNya” dan diletakan di palungan sebagai tempat “Makanan Dombanya”. Dia menjadikan kita “Dombanya” sebagai keluargaNya, berarti kita begitu penting bagi kehidupan bayi Yesus. Maria dan Yusuf menemukan rumah untuk melahirkan Bayi Yesus, mereka berdua telah mengetuk pintu hati kita, dan kita memiliki tempat bagi bayi yang terlahir bagi kita, yakni dalam hati kita. Semoga Yesus yang terlahir dalam hati kita itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan anugerah Allah ada padaNya. Demikian pulah semoga kekudusan kita, keluarga kita, pelayanan kita, karya kita juga bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan anugerah Allah hadir dalam semua nafas kehidupan kita.

Merry Christmas 2014 & Happy New Year 2015 Saudaraku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar