Minggu, 07 September 2014
SALAM REDAKSI
Salam
sejahtera para pembaca yang budiman…..
“Suara kasih”, Buletin dari Yayasan Mutiara Kasih Indonesia edisi keenam kembali kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan Mutiara Kasih Indonesia dengan pihak penderma.
“Suara kasih”, Buletin dari Yayasan Mutiara Kasih Indonesia edisi keenam kembali kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan Mutiara Kasih Indonesia dengan pihak penderma.
“Suara
Kasih” di edisi yang keenam ini mempunyai Judul “Tujuan Hidup”, dimana kami
mengajak para pembaca sekalian untuk kembali merenungkan apakah yang menjadi
tujuan hidup kita dan merefleksikan apakah tujuan hidup kita sudah berkenan di
hadapan Allah dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Suara
Kasih” dalam edisi yang keenam akan
menyajikan Renungan, Laporan Kegiatan YMKI, dan Laporan Keuangan.
Semoga
melalui “Suara Kasih” komunikasi antara
para pembaca, penderma dan Yayasan Mutiara Kasih Indonesia boleh terjalin
dengan baik. Kami juga menerima masukan untuk kemajuan dari Buletin ini.
Redaksi “Suara Kasih”
Susunan Redaksi Suara Kasih dan Susunan Pengurus YMKI
SUSUNAN REDAKSI SUARA KASIH
| |
Penasehat/ Penanggung jawab
|
: Sujanto
|
Pemimpin Umum
|
: Fransiskus Eko
|
Pemimpin Redaksi
|
: Susana
|
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA (YMKI)
| ||
Penasehat
|
:
|
Denny Hartono dan Sujanto
|
Ketua
|
:
|
Fransiskus Eko
|
Pengurus Harian
|
:
|
Susana
|
PROFIL YAYASAN MUTIARA KASIH INDONESIA
Yayasan mutiara kasih, lahir dari kerinduan untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan formal dan ikut ambil bagian dalam pendidikan moral dan spiritual untuk membentuk generasi bangsa yang mempunyai jiwa yang tangguh dalam menghadapi tantangan jaman, serta mempunyai budi pekerti yang baik dan mempunyai karakter yang baik. Apa yang baik dalam diri seseorang itu digali dan dibina serta dikembangkan sehingga dapat menjadi mutiara yang berharga dan memberikan kasih pada lingkungan sekitarnya. Yayasan Mutiara Kasih juga lahir dari kerinduan untuk menanamkan dan menjalankan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (sila ke 5 dari Pancasila) dibidang pendidikan.
VISI
Menjadikan peserta didik orang yang kuat dalam iman, berprestasi, mandiri dan mempunyai karakter yang baik.
MISI
- Menanamkan nilai-nilai rohani hingga mempunyai akar yang kuat dalam iman pada peserta didik.
- Menanamkan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan pada peserta didik.
- Menggali potensi anak dan mengembangkan potensi anak hingga mereka dapat berprestasi.
- Mengikuti perkembangan kemajuan di bidang pendidikan dan teknologi dan mengajarkannya pada peserta didik.
- Memotivasi anak untuk maju dan berkembang serta mempunyai kepercayaan diri.
- Melakukan pendidikan karakter.
Kata Pengantar : Tujuan Hidup
UNTUK APA SAYA HIDUP, ini adalah suatu pertanyaan refleksi terhadap diri
sendiri untuk menemukan makna dan tujuan hidup.
Pertanyaan tersebut cepat atau lambat akan muncul dalam pikirian, kita akan
bertanya : mengapa aku hidup? apa tujuan hidupku? dimana masa depanku? aku akan
menjadi apa?
Jikalau pertanyaan ini muncul dalam diri kita, maka sudah seharusnya kita
mengucapkan selamat kepada diri kita sendiri, karena kita telah mulai mencari
arti hidup.
Pertanyaan dan refleksi tersebut adalah sesuatu yang istimewa, karena kita
mulai menggali rencana Allah dalam menciptakan manusia.
Allah telah menanamkan didalam hati kita suatu kerinduan hati untuk kembali
kepada Dia Sang Kasih Abadi, darimana kita berasal dan dimana kita akan
berpulang.
Allah menginginkan setiap manusia tinggal dalam Dia dan berbahagia dalam
Dia, tetapi sayangnya pengertian manusia mengenai tujuan hidup dan kebahagian
seringkali berbeda dengan definisi Allah sendiri.
Pengertian mengenai kebahagian dapat dilihat dalam Delapan Sabda Bahagia (Matius
5)
Pada edisi ini, buletin kita akan bercerita mengenai tujuan hidup,
kemana kita harus melangkah, mengenal kebahagian versi Allah serta tips
bagaimana untuk mencapainya.
Untuk menutup kata pengantar ini, ijinkan saya mengutip penjelasan dari Fr.
Bennet CP :
·
Mengapa Allah menciptakan kita?
Allah menciptakan kita untuk menujukkan kebaikan-Nya dan untuk membagikan kepada kita kebahagiaan kekal-Nya di surga.
Allah menciptakan kita untuk menujukkan kebaikan-Nya dan untuk membagikan kepada kita kebahagiaan kekal-Nya di surga.
·
Apa yang harus kita lakukan agar memperoleh kebahagiaan kekal di surga?
Untuk memperoleh kebahagiaan kekal di surga kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia.
Untuk memperoleh kebahagiaan kekal di surga kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia.
·
Dari siapa kita dapat mengenal, mengasihi dan melayani Allah?
Kita dapat belajar untuk mengenal, mengasihi dan melayani Allah, dari Tuhan Yesus Kristus, Allah Putera, yang mengajar kita melalui Gereja Katolik.
Kita dapat belajar untuk mengenal, mengasihi dan melayani Allah, dari Tuhan Yesus Kristus, Allah Putera, yang mengajar kita melalui Gereja Katolik.
Renungan : Quo Vadis?
"Biarlah ini menjadi seluruh
usaha Anda, doa Anda, keinginan Anda, Anda mungkin akan dilucuti semua
keegoisanmu, dan dengan seluruh kesederhanaan, mengikuti Yesus."
Thomas a Kempis (1380-1471)
Hello
sahabat yang budiman, salam jumpa. Sudah cukup lama kita tidak bersua lewat
media ini. Mayoritas dari kita mungkin pernah membaca ataupun mendengar tentang
kata ini “Quo Vadis?”. Menurut
tradisi Katholik, kata ini sebenarnya diungkapkan oleh Petrus ketika berjumpa
dengan Tuhan Yesus. Ini mengacu pada tradisi Kristiani yang dimuat dalam
kitab apocryphal kisah tentang Petrus.
Di sana dikisahkan bahwa Petrus melarikan diri dari kemungkinan penyaliban yang
direncanakan oleh pemerintahan Romawi pada saat itu terhadap dirinya. Ternyata
ketika selama perjalanan di luar kota dia bertemua dengan Tuhan Yesus yang
bangkit. Petrus bertanya kepada Tuhan: “Quo
Vadis?” dan Tuhan menjawab: “Roman
vado iterum crucifigi” yang artinya adalah saya akan kembali ke Roma untuk
disalibkan lagi. Dengan jawaban Yesus ini Petrus disadarkan akan tugas dan
perutusannya. Ia pun kambali ke Roma untuk malanjutkan pelayanannya di sanan
hingga ia sendiri disalibkan dengan cara terbalik.
Jujur
Saya penggemar Santo Petrus. Saya suka dengan kebesaran hati dan imannya. Dia
mengasihi Yesus dengan kepenuhan hati dan ketulusan, meskipun ia sering salah
menafsirkan pesan Yesus. Dia adalah type yang temperamental, sangat mudah marah. Tapi
dia juga cepat meminta maaf dan menyatakan penyesalannya. Kalau mau dijadikan
candaan Petrus itu wajahnya sangar tapi hatinya pink. Hal yang menarik lainnya
dari Petrus adalah ketika ia mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius
16:16). Senang mendengar jawaban Petrus yang seakan mewakili kita umat manusia
agar Tuhan tidak merasa kecewa karena jawaban yang tidak memuaskan. Sebagai
bukti bahwa Petrus memiliki iman yang cukup ketika ia keluar dari perahu dan
berjalan di atas air (Matius 14:30). Selain itu Petrus juga mewakili
manusia yang dipercayakan untuk dijadikan wadas kepada siapa Yesus mendirikan
Gereja-Nya (Matius 16:18). Itulah peristiwa Petrus bersama Tuhan yang kita
peroleh dari Kitab Suci Perjanjian Baru.
Tapi
salah satu cerita tentang Petrus yang menjadi favorit saya adalah yang tidak
ditemukan dalam Alkitab, tetapi berasal dari sebuah buku apocryphal dari abad
kedua yang disebut "Kisah Petrus." Ini terkenal untuk sebagian besar
umat Katolik, tetapi banyak Protestan mungkin tidak pernah mendengar cerita
itu. Kisah detailnya seperti ini. Dalam dekade setelah Kenaikan Yesus,
Petrus telah melakukan perjalanan ke Roma untuk menyebarkan Injil. Gereja yang
baru bertumbuh di sana mengalami penganiayaan yang amat sangat. Pengikut Yesus
dianiaya oleh penguasa Romawi. Petrus merasa bahwa dia berada dalam
situasi yang bahaya maka teman-temannyapun menyarankan kepadanya untuk segera
meninggalkan kota Roma. Akhirnya, ia setuju dan keluar dari
Roma. Saat ia meninggalkan pintu gerbang kota ia melihat satu sosok
mendekatinya di jalan. Ketika orang itu mendekat kepadanya, St Petrus
menyadari bahwa itu adalah Yesus. Dia jatuh dan dalam tumpuan lututnya dia
bertanya kepada Tuhan: "Quo vadis,
Domine?" Atau "Engkau hendak kemana, Tuhan?" Yesus menjawab
Petrus, "Saya akan ke Roma untuk disalibkan lagi." Petrus tahu bahwa
ia harus kembali dan menghadapi kematian sebagai martir, karena Yesus telah
menubuatkannya (Yohanes 21:18). Itu adalah cinta Petrus bagi Tuhan yang
telah membawanya ke Roma, dan cinta yang sama yang membawanya kembali ke
penyaliban dirinya pada waktu itu.
Saudaraku
terkasih, Cinta adalah hal yng mengikat Petrus dan Yesus. Setelah
Kebangkitan, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali apakah Petrus mengasihi
Dia, karena cinta adalah ukuran iman. Yesus tidak tertarik dalam
keberhasilan bisnis Petrus, atau pendapatan tahunannya, atau jika ia adalah
seorang pemimpin, inspirasinya atau memiliki keterampilan organisasi yang
besar. Yesus bertanya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes
21: 15-17). Dan Petrus mengakui, "Tuhan, Engkau tahu segala
sesuatu. Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. "Meskipun kisah "Quo Vadis" tidak termasuk dalam
kanon Alkitab, saya tidak berpikir bahwa yang membuat cerita ini kurang
"benar." Petrus dalam cerita ini begitu terwakili kepribadiannya dan
untuk karakter Petrus dalam Alkitab menguatkan hipotesa bahwa cerita yang
dibuat itu cukup otentik, setidaknya ini hasil permenungan saya yang saya
sharingkan.
Peristiwa
Petrus di atas sebenarnya mau menggambarkan sesuatu tentang hubungan kita
dengan Yesus. Jika kita membayangkan atau memikirkan masa depan kita, apakah kita
melibatkan Tuhan di dalamnya? Petrus Membayangkan dirinya bersama Yesus
sehingga iapun kembali ke Roma untuk menyebarkan injil. Dia mengajar dan
berkhotbah serta melayani di lingkungan yang tidak bersahabat dengannya namun
karena ia menghadirkan dan melibatkan Yesus ke dalam setiap pertemuan, setiap
homili, setiap perjamuan bersama sehingga semuanya terealisasi. Yesus hidup
dalam diri Petrus yang adalah seorang nelayan namun mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin
bahkan tidak pernah bisa dilakukan sendiri atau seorang yang memiliki
pengetahuan yang cukup sekalipun. Petrus juga tidak terluput dari kelemahannya
sebagai manusia ini terjadi ketika Petrus melepaskan Yesus dan focus terhadap
keadaan sekitarnya maka ia mulai tenggelam di dalam air; ketika ia melarikan
diri dari Getsemani, menyangkal mengenal Yesus, dan lari dari Roma. Ketika
Petrus mulai “kehilangan pandangan” tentang Yesus, dia benar-benar menjadi hilang dalam
“ke-diri-annya” sebagai pribadi yang utuh.
Berdasarkan
pengalaman Petrus ini, menyadarkan kita bahwa kita tidak dapat mengikuti Yesus
terus dengan keadaan yang aman dan nyaman. Kita pasti mengalami banyak kendala
seperti Petrus. Namun moment dimana kita menjadi anak-Nya berarti kita
sebenarnya sedang tenggelam dalam kehidupan Yesus, karena iman kita adalah iman
yang terbangun oleh relasi yang intim dengan sang Pencipta. Kita
diciptakan untuk berada dalam hubungan dengan Pencipta kita. Kita bercermin
pada hubungan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dan Tuhan menginginkan tidak
lebih dan tidak kurang dari hubungan cinta dengan masing-masing pribadi
dan setiap pribadi dengan Tuhan. Mintalah
Yesus untuk selalu bersama kita dalam peziarahan hidup kita. Mintalah
Tuhan untuk menyertai kita dalam pekerjaan yang kita geluti. Mintalah Yesus
untuk masuk ke dalam waktu keluarga kita; saat makan dan ketika kita
menghabiskan waktu bersama. Ketika kita melihat jadwal mingguan dan rencana
mingguan kita, mintalah kepada Tuhan untuk berbagi dengan kita serta
menguduskan dengan kehadiran dan berdiam di dalamNya. Jangan biarkan
sesuatu atau seseorang datang antara kita dan Yesus. Seperti Santo Petrus,
selalu siap dan bersedia untuk meminta Juru selamat, "Kemana Engkau akan
pergi, Tuhan?" Dan tidak peduli apa jawaban yang Tuhan berikan kepada kita,
kita tetap maju memikul salib dan mengikuti Dia. Masa depan hanya kita,
hidup hidup kita, berada dalam kasih Yesus.
Sahabat ingatlah kita dipanggil bukan untk menjadi orang yang sukses tetapi menjadi orang yang setia oleh karena cinta Tuhan.
Sabtu, 06 September 2014
LIPUTAN KEGIATAN YMKI
Pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014 pukul 8.00-12.00 WIB, YMKI bersama anak-anak asuh YMKI mengadakan study tour ke RSK. St. Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya. Study tour ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk support YMKI kepada anak-anak asuh di saat liburan sekolah mereka. Tujuan dari study tour ini adalah untuk mengenalkan mereka terhadap keanekaragaman profesi di suatu instansi, juga untuk menambah wawasan serta melihat secara nyata dunia kerja yang mungkin mereka masuki di masa yang akan datang.
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
|
||
No.
|
Perkiraan
|
Jul 2014
|
Aktiva
|
(Rp)
|
|
1
2
3
|
Kas
Bank BCA
Bank Panin
|
46.076.650
7.989.139
1.405.223
|
Jumlah Aktiva
|
55.471.012
|
LAPORAN AKTIVITAS
|
||
No.
|
Perkiraan
|
Apr-Jul 2014
|
Penerimaan
|
(Rp)
|
|
1
2
3
4
|
Donatur Prota
Donatur Beasiswa
Bunga Bank (BCA+Panin)
Sumbangan
|
22.300.044
2.000.000
14.427
77.000.000
|
Jumlah Penerimaan
|
101.314.471
|
|
Pengeluaran
|
||
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
Biaya Prota
Biaya Adm Bank
Biaya bantuan
Biaya Anak Asuh
Biaya Retreat
Biaya Pembinaan
Biaya Sekretariat
Biaya Inventaris
Gaji Karyawan (Mar s/d Jul+ THR)
Lain-lain
|
21.340.000
52.000
5.075.500
25.244.400
1.338.000
2.989.500
65.000
2.602.800
12.000.000
250.000
|
Jumlah Pengeluaran
|
70.957.200
|
|
Kenaikan Aktiva Bersih
|
30.357.271
|
Langganan:
Postingan (Atom)