Rm. Ferdinandus Rheo, SDB Kepala Sekolah SMPK. Santo Mikael Surabaya |
Selamat Paskah sama saudaraku yang dikasihi
Tuhan. Senang rasanya bisa berjumpa kembali via media ini, semoga semuanya
sehat dan dalam naungan kasih Tuhan.
Sama saudaraku, Tuhan yang kita imani telah
bangkit, kita melihat Dia karena kita mendapatkan cahaya kekudusan, cahaya yang
memberi pengharapan, cahaya yang meneguhkan dan meyakinkan kita jika kita tidak
mengimani Tuhan yang salah. Ketika
peristiwa penderitaan Tuhan terjadi, banyak yang meningglakan dia dan kembali
kepada aktivitasnya masing-masing dan “menjauh” dari Yerusalem kota kudus
tempat bait Allah. Perginya para pengikut dari Yesus yang disimbolkan dengan
menjauhnya mereka dari Yerusalem juga dilakukan oleh para Rasul yang keseharian
hidupnya bersama dengan Tuhan Yesus.
Apa saja yang dialami ketika mereka menjauh
dan pergi? Tentunya mereka mengalami kegelapan, para rasul mangalami
kemerosotan iman, mereka tidak dapat lagi mengenal Tuhan yang menampakan diri
seperti dalam perjalanan mereka ke Emaus (Lukas 24:13-35) karena mereka melihat
tidak lagi dengan mata iman. Dan bahkan berada dalam kegelapan hasil tangkapan
mereka semalam-malaman tidak membuahkan hasil, namun ketika sang terang datang
mereka mendapatkan hasil tangkapan ikan yang begitu bayak, sejumlah 153 ekor
ikan besar (Yoh. 21:11). Ada apa dengan 153 ekor ikan besar? Mengapa bukan 7,
10, 12, 40 atau 5000 sesuai dengan jumlah yang sering disebut dalam Kitab Suci?
Ternyata 153 ekor ikan besar mau mengingatkan mereka akan banyaknya mukjisat
yang dilakukan Tuhan semasa masih bersama-sama dengan para rasul, yang
disimbolkan dengan 153 ekor ikan besar. Sungguh kaya memang Kitab Suci, apabila
kita membaca dan merenungkan serta mengerti dan mengamalkannya. We have seen
God, juga merupakan seruan untuk kembali membuka memory kita akan
penyelenggaran Ilahi dengan banyaknya berkat yang kita terima selama hidup
kita. Pembuktian terbesar dari berkatNya adalah kembangkitan Tuhan itu sendiri.
Sama saudaraku, Tuhan sudah bangkit, kita
sudah melihat Tuhan, suka cita Paskah sudah dan sedang kita rayakan, namun
apakah kita juga mengalami Paskah Tuhan? Inilah pertanyaan reflektif yang bisa
menjadi permenungan kita.
Pernah ada seorang pengusaha muda keluar dari
kantornya untuk makan siang, ketika sampai di tempat parkir mobil ia melihat
seorang anak yang sedang memperhatikan mobilnya dengan penuh penasaran. Lantas
anak itu bertanya kepada pengusaha muda, “apakah ini mobil bapak?” oh ya ini
mobil saya, jawab pengusaha itu, “wow bagus ya mobilnya” oh ya bagus memang, by
the way actualy ini mobil hadiah Natal dari kakak saya! “oh I see, hebat ya
saudara bapak yang memberikan mobil ini, jujur aku suka!” pengusaha muda sedang
berpikir bahwa pasti anak ini akan mengatakan aku mau punya saudara perti
kakakmu! Namun akhirnya anak itu melanjutkan “Bapak aku suka dengan sikap
saudara Bapak, aku mau seperti saudara Bapak yang memiliki sifat yang mau
berbagi, aku juga ingin berbagi kasih dengan saudara mudaku, aku mau dia
merasakan kasihku kepadanya”, mendengar kata-kata anak itu, pengusaha muda
memutuskan untuk tidak makan siang akan tetapi kembali ke kantor dan mulai
merenungkan perkataan anak kecil tadi dan rasa rasa laparnya pun hilang
seketika.
Sama saudaraku memang kebahagian terbesar
bukan ketika kita bisa menerima namun ketika kita bisa berbagi seperti Tuhan
berbagi seluruh hidupnya untuk kita umatnya. Ketika kita bisa bebrbagi, berarti
kita sudah mengalami Paskah, dan kita sebenarnya secara tidak langsung telah
mengatakan melalui perbuatan kita bahwa “We have seen God” yang bangkit.
Selamat Paskah, Berkah Dalem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar