Kamis, 19 Mei 2016

Renungan : We Have Seen God

Rm. Ferdinandus Rheo, SDB
Kepala Sekolah
SMPK. Santo Mikael Surabaya
Selamat Paskah sama saudaraku yang dikasihi Tuhan. Senang rasanya bisa berjumpa kembali via media ini, semoga semuanya sehat dan dalam naungan kasih Tuhan.

Sama saudaraku, Tuhan yang kita imani telah bangkit, kita melihat Dia karena kita mendapatkan cahaya kekudusan, cahaya yang memberi pengharapan, cahaya yang meneguhkan dan meyakinkan kita jika kita tidak mengimani Tuhan yang  salah. Ketika peristiwa penderitaan Tuhan terjadi, banyak yang meningglakan dia dan kembali kepada aktivitasnya masing-masing dan “menjauh” dari Yerusalem kota kudus tempat bait Allah. Perginya para pengikut dari Yesus yang disimbolkan dengan menjauhnya mereka dari Yerusalem juga dilakukan oleh para Rasul yang keseharian hidupnya bersama dengan Tuhan Yesus.

Apa saja yang dialami ketika mereka menjauh dan pergi? Tentunya mereka mengalami kegelapan, para rasul mangalami kemerosotan iman, mereka tidak dapat lagi mengenal Tuhan yang menampakan diri seperti dalam perjalanan mereka ke Emaus (Lukas 24:13-35) karena mereka melihat tidak lagi dengan mata iman. Dan bahkan berada dalam kegelapan hasil tangkapan mereka semalam-malaman tidak membuahkan hasil, namun ketika sang terang datang mereka mendapatkan hasil tangkapan ikan yang begitu bayak, sejumlah 153 ekor ikan besar (Yoh. 21:11). Ada apa dengan 153 ekor ikan besar? Mengapa bukan 7, 10, 12, 40 atau 5000 sesuai dengan jumlah yang sering disebut dalam Kitab Suci? Ternyata 153 ekor ikan besar mau mengingatkan mereka akan banyaknya mukjisat yang dilakukan Tuhan semasa masih bersama-sama dengan para rasul, yang disimbolkan dengan 153 ekor ikan besar. Sungguh kaya memang Kitab Suci, apabila kita membaca dan merenungkan serta mengerti dan mengamalkannya. We have seen God, juga merupakan seruan untuk kembali membuka memory kita akan penyelenggaran Ilahi dengan banyaknya berkat yang kita terima selama hidup kita. Pembuktian terbesar dari berkatNya adalah kembangkitan Tuhan itu sendiri.

Sama saudaraku, Tuhan sudah bangkit, kita sudah melihat Tuhan, suka cita Paskah sudah dan sedang kita rayakan, namun apakah kita juga mengalami Paskah Tuhan? Inilah pertanyaan reflektif yang bisa menjadi permenungan kita.

Pernah ada seorang pengusaha muda keluar dari kantornya untuk makan siang, ketika sampai di tempat parkir mobil ia melihat seorang anak yang sedang memperhatikan mobilnya dengan penuh penasaran. Lantas anak itu bertanya kepada pengusaha muda, “apakah ini mobil bapak?” oh ya ini mobil saya, jawab pengusaha itu, “wow bagus ya mobilnya” oh ya bagus memang, by the way actualy ini mobil hadiah Natal dari kakak saya! “oh I see, hebat ya saudara bapak yang memberikan mobil ini, jujur aku suka!” pengusaha muda sedang berpikir bahwa pasti anak ini akan mengatakan aku mau punya saudara perti kakakmu! Namun akhirnya anak itu melanjutkan “Bapak aku suka dengan sikap saudara Bapak, aku mau seperti saudara Bapak yang memiliki sifat yang mau berbagi, aku juga ingin berbagi kasih dengan saudara mudaku, aku mau dia merasakan kasihku kepadanya”, mendengar kata-kata anak itu, pengusaha muda memutuskan untuk tidak makan siang akan tetapi kembali ke kantor dan mulai merenungkan perkataan anak kecil tadi dan rasa rasa laparnya pun hilang seketika.

Sama saudaraku memang kebahagian terbesar bukan ketika kita bisa menerima namun ketika kita bisa berbagi seperti Tuhan berbagi seluruh hidupnya untuk kita umatnya. Ketika kita bisa bebrbagi, berarti kita sudah mengalami Paskah, dan kita sebenarnya secara tidak langsung telah mengatakan melalui perbuatan kita bahwa “We have seen God” yang bangkit.


Selamat Paskah, Berkah Dalem. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar