Selasa, 05 Mei 2015

Renungan : Mengenal dan Berubah

In all truth I tell you, unless a wheat grain falls into the earth and dies, it remains only a single grain; but if it dies it yields a rich harvest (John, 12:24)

Happy Easter Saudaraku dalam Kristus.

Sengaja saya menyapa dengan menggunakan kata “Easter” agar meyakinkan kepada kita semua bahwa tidak ada yang salah dengan kata tersebut (mengingat sebagian orang berusaha untuk menghilangkannya). Gereja Katolik tidak pernah melarang mengucapkan Happy Easter. Kita hidup dalam dan bersama sejarah, sehingga sudah selayaknya kita menghormati sejarah dan tradisi yang begitu kental dalam kehidupan iman Katolik. Saya tidak akan membahas lebih lanjut asal-muasal kata Easter. Silahkan mencari dari sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Bagi kita yang terpenting adalah Tuhan sudah bangkit.

Tuhan sudah bangkit Halleluya. Seperti biji gandum mati dan menghasilkan buah yang banyak demikian juga Yesus mengalami kematian demi lebih banyak orang yang kembali mengimani Dia.

Saudaraku yang sedang bersukacita menikmati kebangkitan Tuhan, kita sudah memasuki pekan ketiga Paskah; sebagai pengikut Tuhan, apakah kita ikut bangkit bersama Dia? Ataukah kita masih memiliki sikap para rasul sebelum Yesus mengalami penderitaan dan wafat? Sikap yang sangat menganggu kita di dalam membangun relasi dengan sesama. Sikap yang melawan kodrat kita ciptaan Tuhan yang adalah Kasih. Sikap yang membuat semua orang pasti akan merasa tidak nyaman untuk memiliki dan dimiliki serta melayani satu sama lain. Sikap-sikap itu adalah sikap sebagai seorang pengkhianat (Yudas), sikap seorang penyangkal (Petrus) dan sikap yang kurang percaya (Tomas). Menghadapai ketiga sikap ini, apakah Tuhan menyerah? Tidak, Tuhan malah mengaruniakan damai sejahtera kepada para Rasul, kepada kita yang juga mengalami kebangkitan Tuhan.

Dengan peristiwa kebangkitan Tuhan, Petrus menjadi lebih dari sekedar memahami. Dia menyadarkan sesama yang "bertindak keluar dari kebodohan" seperti yang pernah dia lakukan kepada Tuhan. Petrus menjadi toleran dan pemaaf ... seperti Gurunya, yang "menatapnya dengan cinta" bahkan ketika ia mengkhianati Dia tiga kali.

Tapi sekali lagi, seperti kepada Petrus, Tuhan memberikan kepada orang-orang yang lemah seperti saya dan Anda, yang berdosa, pengampunan tujuh puluh kali tujuh kali. Tuhan, di dalam Injil menurut Lukas (24:35-48), adalah lebih dari sekedar membawa damai dan sukacita. Dia juga menyinggung para murid yang bersedih dalam perjalanan ke Emaus, Lukas kemudian mengisahkan "penampakan" dari Kristus yang bangkit kepada para murid yang sedang berkumpul.

Bagi para murid yang terkejut dan ketakutan, ia memberikan jaminan: "Mengapa kamu ketakutan?" dan kepada rasul yang meragukan kebangkitanNya yakni Tomas, yang terkenal dengan pernyataannya yang cukup berani; “Sebelum aku melihat, kecuali aku menyentuh, sekali-kali aku tidak akan percaya!", Yesus memberi bukti kuat dan gemilang: "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku, Aku sendirilah  ini. Rabalah Aku dan lihatlah! "

Sekarang, saudaraku seiman, sebangsa dan sesama warga dunia, katakan padaku ...
Siapakah di antara kita yang tidak pernah bertindak keluar dari kebodohan (halusnya ketidaktahuan) dalam hidup kita?
Siapakah di antara kita yang tidak melakukan dosa yang satu ke dosa yang lain karena kelemahan kemanusiawian kita?
Siapa di antara kita yang tidak pernah merasa takut, kuatir, dan ragu-ragu dalam hidup?

Selamat datang di dunia manusia yang tidak abadi ini! Selamat datang di ranah kemanusiaan yang lemah dan rapuh ini! Selamat datang di dunia orang-orang berdosa dan orang-orang kudus yang ditebus sekali dan untuk semua orang oleh Dia yang menderita, wafat, dan bangkit! Untuk selama-lamanya. Untuk semua wanita dan pria. Untuk semua waktu. Dia hidup dan memerintah sampai selama-lamanya!

Tetapi cinta kita kepada Dia, sering kali tidak kekal. Kita lupa. Kita dapat mengkhianati Tuhan seperti Yudas. Kita dapat menyangkal Tuhan seperti Petrus. Kitapun dapat meragukan kebangkitan Tuhan seperti Tomas. Pengetahuan kita akan Tuhan untuk sebagian besar (kalau tidak semua), tidak pernah sampai kepada pengalaman, akan tetapi hanya sebatas pada tingkat teori saja. Kita tahu akan agama, tetapi kuarang menjalaninya. Kita tahu Injil, tetapi kurang memberitakan atau menyatakannya dalam kehidupan nyata. Kita mengerti semuanya dengan baik, tetapi tidak pernah dengan hati.

Saat ini, ada tiga tantangan yang harus kita jadikan sebagai pertimbangan;
Kita mengatakan bahwa kita mengenali Tuhan yang telah bangkit! Maka dengan segala cara, "bertobat dan berubahlah."   
Kita mengaku bahwa kita mengenal Tuhan? Kemudian renungkanlah ini: "Mereka yang mengatakan," Aku mengenal Dia, "tetapi tidak menuruti perintah-perintahNya adalah pendusta."
Kita berkata bahwa kita adalah seorang saksi kebangkitan Tuhan? Lalu, bagaimana pernyataan Tuhan ini? ... "Ini adalah kata-kataKu bahwa Aku berbicara dengan kamu saat Aku masih berada bersama-sama dengan kamu, bahwa segala sesuatu yang ditulis tentang Aku harus dipenuhi."
Mengenal Tuhan yang bangkit harus mengarah pada Perubahan. Mengetahui Tuhan yang bangkit harus mengarah kepada mencintaiNya. Mengakui Tuhan yang bangkit harus membuka jalan untuk pewartaan kabar sukacita kepada sesama.
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan?
"Kamu adalah saksi dari semuanya ini."


Ya Tuhan Yesus, bukalah Kitab Suci kepada kami; kobarkan semangat dalam hati kami saat Engkau berbicara kepada kami! Buatlah kami mengenaliMu. Membuat kami untuk mengubah kehidupan kami menuju kepada kekudusan. GOD IS DEAD & YET RESURRECTED!! 

By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St . Mikael)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar