In all truth I tell you, unless a wheat grain falls into
the earth and dies, it remains only a single grain; but if it dies it yields a
rich harvest (John, 12:24)
Happy
Easter Saudaraku dalam Kristus.
Sengaja
saya menyapa dengan menggunakan kata “Easter” agar meyakinkan kepada kita semua
bahwa tidak ada yang salah dengan kata tersebut (mengingat sebagian orang
berusaha untuk menghilangkannya). Gereja Katolik tidak pernah melarang
mengucapkan Happy Easter. Kita hidup dalam dan bersama sejarah, sehingga sudah
selayaknya kita menghormati sejarah dan tradisi yang begitu kental dalam
kehidupan iman Katolik. Saya tidak akan membahas lebih lanjut asal-muasal kata
Easter. Silahkan mencari dari sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bagi kita yang terpenting adalah Tuhan sudah bangkit.
Tuhan
sudah bangkit Halleluya. Seperti biji gandum mati dan menghasilkan buah yang
banyak demikian juga Yesus mengalami kematian demi lebih banyak orang yang
kembali mengimani Dia.
Saudaraku
yang sedang bersukacita menikmati kebangkitan Tuhan, kita sudah memasuki pekan
ketiga Paskah; sebagai pengikut Tuhan, apakah kita ikut bangkit bersama Dia?
Ataukah kita masih memiliki sikap para rasul sebelum Yesus mengalami
penderitaan dan wafat? Sikap yang sangat menganggu kita di dalam membangun
relasi dengan sesama. Sikap yang melawan kodrat kita ciptaan Tuhan yang adalah
Kasih. Sikap yang membuat semua orang pasti akan merasa tidak nyaman untuk
memiliki dan dimiliki serta melayani satu sama lain. Sikap-sikap itu adalah
sikap sebagai seorang pengkhianat (Yudas), sikap seorang penyangkal (Petrus) dan
sikap yang kurang percaya (Tomas). Menghadapai ketiga sikap ini, apakah Tuhan
menyerah? Tidak, Tuhan malah mengaruniakan damai sejahtera kepada para Rasul,
kepada kita yang juga mengalami kebangkitan Tuhan.
Dengan
peristiwa kebangkitan Tuhan, Petrus menjadi lebih dari sekedar memahami.
Dia menyadarkan sesama
yang
"bertindak keluar dari kebodohan" seperti yang pernah dia lakukan kepada Tuhan. Petrus
menjadi
toleran dan pemaaf ... seperti Gurunya, yang "menatapnya dengan
cinta" bahkan ketika ia
mengkhianati Dia tiga kali.
Tapi sekali lagi, seperti kepada Petrus, Tuhan memberikan kepada orang-orang yang
lemah seperti saya dan Anda, yang berdosa, pengampunan tujuh puluh kali tujuh
kali. Tuhan,
di dalam Injil menurut Lukas (24:35-48),
adalah lebih dari sekedar membawa
damai dan sukacita. Dia juga menyinggung para murid yang bersedih dalam perjalanan
ke Emaus, Lukas kemudian mengisahkan
"penampakan" dari Kristus yang bangkit kepada para murid yang sedang berkumpul.
Bagi
para murid
yang terkejut
dan ketakutan, ia memberikan jaminan: "Mengapa kamu ketakutan?" dan kepada rasul yang meragukan kebangkitanNya yakni
Tomas, yang terkenal dengan pernyataannya yang cukup berani; “Sebelum
aku melihat, kecuali aku menyentuh, sekali-kali aku tidak akan percaya!", Yesus memberi bukti kuat dan gemilang:
"Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku, Aku sendirilah ini.
Rabalah Aku dan lihatlah! "
Sekarang, saudaraku seiman, sebangsa dan sesama warga
dunia, katakan padaku ...
Siapakah di antara kita yang tidak pernah bertindak keluar dari kebodohan
(halusnya ketidaktahuan) dalam
hidup kita?
Siapakah di antara kita yang tidak melakukan dosa yang satu ke dosa yang lain karena
kelemahan kemanusiawian kita?
Siapa di antara kita yang tidak pernah merasa takut, kuatir, dan ragu-ragu dalam hidup?
Selamat datang di dunia manusia yang tidak abadi ini! Selamat datang
di ranah kemanusiaan yang
lemah
dan rapuh ini!
Selamat datang di dunia orang-orang berdosa dan orang-orang kudus yang ditebus
sekali dan untuk semua orang
oleh Dia yang menderita, wafat, dan
bangkit! Untuk selama-lamanya. Untuk semua
wanita dan pria. Untuk semua waktu. Dia hidup dan memerintah sampai
selama-lamanya!
Tetapi
cinta kita kepada Dia,
sering
kali tidak kekal.
Kita lupa. Kita
dapat mengkhianati
Tuhan seperti Yudas.
Kita dapat menyangkal Tuhan
seperti
Petrus. Kitapun dapat
meragukan kebangkitan Tuhan seperti Tomas. Pengetahuan kita akan Tuhan untuk sebagian besar (kalau tidak semua), tidak pernah sampai kepada pengalaman, akan tetapi hanya sebatas pada tingkat teori saja. Kita tahu akan agama, tetapi kuarang menjalaninya. Kita
tahu Injil, tetapi kurang
memberitakan
atau menyatakannya dalam
kehidupan nyata. Kita mengerti semuanya dengan baik, tetapi tidak pernah dengan hati.
Saat ini, ada tiga tantangan yang harus kita jadikan sebagai pertimbangan;
Kita
mengatakan bahwa kita mengenali Tuhan yang telah bangkit! Maka dengan segala cara,
"bertobat dan berubahlah."
Kita
mengaku bahwa kita mengenal
Tuhan? Kemudian renungkanlah
ini: "Mereka yang mengatakan," Aku mengenal Dia, "tetapi tidak menuruti perintah-perintahNya
adalah pendusta."
Kita
berkata bahwa kita adalah seorang saksi
kebangkitan Tuhan?
Lalu, bagaimana pernyataan
Tuhan ini?
... "Ini adalah kata-kataKu
bahwa Aku
berbicara dengan kamu
saat Aku
masih berada
bersama-sama dengan kamu, bahwa segala sesuatu yang ditulis tentang Aku harus dipenuhi."
Mengenal
Tuhan yang bangkit harus mengarah pada Perubahan. Mengetahui Tuhan yang bangkit harus mengarah kepada mencintaiNya. Mengakui Tuhan yang bangkit harus membuka jalan untuk pewartaan kabar sukacita kepada sesama.
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan?
"Kamu adalah saksi dari semuanya
ini."
Ya
Tuhan
Yesus, bukalah Kitab
Suci kepada kami;
kobarkan semangat dalam hati
kami saat
Engkau
berbicara kepada kami! Buatlah kami mengenaliMu. Membuat kami untuk mengubah kehidupan kami menuju kepada kekudusan.
GOD IS DEAD & YET RESURRECTED!!
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St . Mikael)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar