Sabtu, 11 Januari 2014

RENUNGAN : TERIMA KASIH KARENA SUDAH MENDENGARKAN

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus, Salam Damai Natal dan Bahagia Tahun Baru. Emmanuel! Puji Tuhan kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan tugas dan pelayanan kita yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita di Dunia ini hingga saat ini.

Renungan kita kali ini berbicara tentang RAHMAT. Bagi yang mengenal Dietrich Bonhoeffer (pendeta dan theologian) mungkin akan mengetahui apa sumbangan beliau terhadap pemikiran rohani. Dia berbicara tentang “rahmat yang murah” dan “rahmat yang sebenarnya”. Marilah kita mendengarkan langsung dari mulut Dietrich Bonhoeffer tentang pendapatnya ini. Menurut beliau “rahmat yang murah” adalah pewartaan tentang pengampunan tanpa mengharapkan atau menuntut pertobatan dari dalam diri; kita menerima pembaptisan namun tidak disertai dengan adanya kedisiplinan hidup menggereja. Rahmat yang murah adalah rahmat yang tanpa harus hidup sebagai seorang murid atau pengikut Kristus, rahmat  yang tanpa salib,  rahmat tanpa pribadi Yesus Kristus sendiri dalam diri kita.”Bagi kita manusia yang lemah ini, sangatlah mudah untuk kita melihat dan menjalani kebiasaan hidup yang pertama daripada yang terakhir. Hal ini tentu tidak dapat kita pungkiri sering terjadi dalam hidup kita. Inilah kecendrungan kita manusia untuk mengikuti kemauan dan keinginan kita bukan rencana dan kehendak Tuhan.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat mengikuti kehendak Tuhan, dan mengetahui rancangannya bagi kehidupan kita?

Para artis Hollywood mempunyai kebiasaan untuk memberikan penghargaan kepada sesama artis yang berhasil di dalam karir mereka. Suatu hari menjelang Natal, para artis ini berkumpul untuk kegiatan yang sama. Dan seorang penyiar tv cable yang bernama James Lipton selalu mendapat kesempatan di sela-sela acara penghargaan ini untuk mewawancarai para artis. Pada saat itu dia berkesempatan untuk mewawancarai sang sutradara terkenal bernama Steven Spielberg,dia adalah sutradara yang menghasilkan film terkenal Saving Private Ryan.

Adapun isi wawancara James Lipton kepada Steven Spielberg cukup sederhana. James menanyakankepada Steven demikian; “Steven sekarang mau menjelang Natal, suasana Natal sudah dirasakan di mana-mana. Apa yang kamu ingin Yesus katakan kepada kamu seandainya Dia bertemu denganmu?” Steven Spielberg diam sejenak dan kemudian menjawab pertanyaan dari James Lipton; James kalau saya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Yesus, saya mau Yesus katakan ini kepada saya “TERIMA KASIH KARENA SUDAH MENDENGARKAN.”

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Pertanyaan James Lipton mungkin terkesan bercanda dan jawaban Steven Spielberg mungkin terkesan sederhana namun maknanya cukup mendalam dan bermanfaat bagi kita untuk direnungkan. Dari dialog sederhana Steven dan James ini kita mendapat kesempatan untuk mengetahui apa rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup, tugas dan pelayanan kita.

Mendengarkan mungkin kata yang sederhana dan biasa bagi kita, namun mendengarkan itu sendiri bisa mengubah dunia dari kehancuran karena dosa menjadi terselamatkan karena kehadiran Emmanuel, Sang Penebus Dunia. Membayangkan kalau seandainya Bunda Maria tidak mau mendengarkan Kabar Sukacita Malaikat Gabriel, mungkin ia tidak akan mengandung Sang Juru Selamat dunia, kalau seandainya St. Yosep tidak mendengarkan malaikat yang datang dalam mimpinya mungkin dia akan meneruskan rencananya untuk menceraikan Maria secara diam-diam dan tentu konsekuensi dari perceraian diam-diam ini adalah Bunda Maria akan dirajam sampai mati oleh orang-orang Yahudi (aturanYahudi) karena Maria mengandung di luar nikah. Sudah pasti Sang Bayi yang  ada dalam kandungan Maria juga akan ikut mati dan dunia tidak mendapatkan keselamatan. Kalau seandainya para gembala tidak mendengarkan seruan malaikat akan kelahiran Sang Penebus dunia, gema Gloria In Excelsis Deo tidak sampai ke telinga kita hari ini, saat ini, di tempat ini. Kalau seandainya St. Yosep tidak mendengarkan Malaikat Tuhan, Sang Bayi juga sudah menjadi korban kekejaman dan kehausan akan kekuasaan oleh Herodes.

Akan tetapi itu semua tidak terjadi, pembatalan kehadiran Emmanuel kedunia tidak terjadi karena berkat mendengarkan dari Maria, St.Yosep, para gembala dan tentunya kita yang menerima proyek keselamatan itu sendiri. Ya, semua rencana dan kehendak Tuhan terealisasi. Kita kehadiran Emmanuel.

Saudaraku terkasih, kini Emmanuel telah hadir, Allah beserta kita. Dia dilahirkan untuk kita. Dia adalah Sang Juruselamat dunia. Kehadiran Sang Penyelamat di dalam hidup kita, dalam tugas dan pelayanan kita tidak sekali seumur hidup tetapi setiap saat. Kita membutuhkanNya setiap saat. Mengingat bahwa kita manusia memiliki kecenderungan untuk salah jalan, keluar dari jalur norma Kristiani, sehingga kita membutuhkan kehadiran  Sang Penyelamat setiap saat.

Emmanuel telah hadir, lantas yang bisa kita minta dari Dia? Rahmatnya? Karunia-karunianya? Ya, namun kalau seandainya ini yang kita minta tentu kita sedikit mengurangi makna kehadiran Emmanuel itu sendiri. Yang seharusnya kita minta adalah pribadi Yesus sendiri untuk tinggal bersama dengan kita. Dengan demikian Dia akan memperkaya kita dengan rahmat dan karunia yang kita perlukan untuk hidup kita di dunia ini. Sehingga pikiran, perkataan dan perbuatan kita akan benar-benar sesuai dengan kehendakNya yang adalah baik dan benar adanya. Ini semua terealisasi apabila kita mau mendengarkan dia yang sudah hadir dalam hati kita. Terima Kasih karena Sudah Mendengarkan. 


By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St. Mikael)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar