Saudaraku
yang terkasih dalam Kristus, Salam Damai Natal dan Bahagia Tahun Baru. Emmanuel!
Puji Tuhan kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan tugas dan pelayanan kita
yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita di Dunia ini hingga saat ini.
Renungan
kita kali ini berbicara tentang RAHMAT. Bagi yang mengenal Dietrich Bonhoeffer (pendeta dan theologian) mungkin akan mengetahui apa sumbangan
beliau terhadap pemikiran rohani. Dia berbicara tentang “rahmat yang murah” dan
“rahmat yang sebenarnya”. Marilah kita mendengarkan langsung dari mulut
Dietrich Bonhoeffer tentang pendapatnya ini. Menurut beliau “rahmat yang murah”
adalah pewartaan tentang pengampunan tanpa mengharapkan atau menuntut pertobatan
dari dalam diri; kita menerima pembaptisan namun tidak disertai dengan adanya kedisiplinan
hidup menggereja. Rahmat yang murah adalah rahmat yang tanpa harus hidup sebagai seorang murid atau
pengikut Kristus, rahmat yang tanpa salib, rahmat tanpa pribadi Yesus Kristus sendiri dalam
diri kita.”Bagi kita manusia yang lemah ini, sangatlah mudah untuk kita melihat
dan menjalani kebiasaan hidup yang pertama daripada yang terakhir. Hal ini tentu
tidak dapat kita pungkiri sering terjadi dalam hidup kita. Inilah kecendrungan kita
manusia untuk mengikuti kemauan dan keinginan kita bukan rencana dan kehendak Tuhan.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat mengikuti kehendak
Tuhan, dan mengetahui rancangannya bagi kehidupan kita?
Para
artis Hollywood mempunyai kebiasaan untuk memberikan penghargaan kepada sesama artis
yang berhasil di dalam karir mereka. Suatu hari menjelang Natal, para artis ini
berkumpul untuk kegiatan yang sama. Dan seorang penyiar tv cable yang bernama
James Lipton selalu mendapat kesempatan di sela-sela acara penghargaan ini untuk
mewawancarai para artis. Pada saat itu dia berkesempatan untuk mewawancarai
sang sutradara terkenal bernama Steven Spielberg,dia adalah sutradara yang
menghasilkan film terkenal Saving Private Ryan.
Adapun
isi wawancara James Lipton kepada Steven Spielberg cukup sederhana. James
menanyakankepada Steven demikian; “Steven sekarang mau menjelang Natal, suasana
Natal sudah dirasakan di mana-mana. Apa yang kamu ingin Yesus katakan kepada kamu
seandainya Dia bertemu denganmu?” Steven Spielberg diam sejenak dan kemudian menjawab pertanyaan dari
James Lipton; James kalau saya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Yesus,
saya mau Yesus katakan ini kepada saya “TERIMA KASIH KARENA SUDAH MENDENGARKAN.”
Saudaraku
yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Pertanyaan James Lipton mungkin terkesan
bercanda dan jawaban Steven Spielberg
mungkin terkesan sederhana namun maknanya cukup mendalam dan bermanfaat bagi kita
untuk direnungkan. Dari dialog sederhana Steven dan James ini kita mendapat kesempatan
untuk mengetahui apa rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup, tugas dan pelayanan
kita.
Mendengarkan
mungkin kata yang sederhana dan biasa bagi kita, namun mendengarkan itu sendiri
bisa mengubah dunia dari kehancuran karena dosa menjadi terselamatkan karena
kehadiran Emmanuel, Sang Penebus Dunia. Membayangkan
kalau seandainya Bunda Maria tidak mau mendengarkan Kabar Sukacita Malaikat Gabriel, mungkin ia tidak akan mengandung Sang
Juru Selamat dunia, kalau seandainya St.
Yosep tidak mendengarkan malaikat yang datang dalam mimpinya mungkin dia akan meneruskan
rencananya untuk menceraikan Maria secara diam-diam dan tentu konsekuensi dari perceraian
diam-diam ini adalah Bunda Maria akan dirajam sampai mati oleh orang-orang
Yahudi (aturanYahudi) karena Maria mengandung di luar nikah. Sudah pasti Sang Bayi
yang ada dalam kandungan Maria juga akan
ikut mati dan dunia tidak mendapatkan keselamatan. Kalau seandainya para gembala
tidak mendengarkan seruan malaikat akan kelahiran Sang Penebus dunia, gema
Gloria In Excelsis Deo tidak sampai ke telinga kita hari ini, saat ini, di tempat
ini. Kalau seandainya St. Yosep tidak mendengarkan Malaikat Tuhan, Sang Bayi juga sudah menjadi korban kekejaman dan kehausan
akan kekuasaan oleh Herodes.
Akan
tetapi itu semua tidak terjadi, pembatalan kehadiran Emmanuel kedunia tidak terjadi karena berkat mendengarkan
dari Maria, St.Yosep, para gembala dan tentunya kita yang menerima proyek keselamatan
itu sendiri. Ya, semua rencana dan kehendak Tuhan terealisasi. Kita kehadiran
Emmanuel.
Saudaraku
terkasih, kini Emmanuel telah hadir, Allah beserta kita. Dia dilahirkan untuk kita.
Dia adalah Sang Juruselamat dunia. Kehadiran Sang Penyelamat di dalam hidup kita,
dalam tugas dan pelayanan kita tidak sekali seumur hidup tetapi setiap saat. Kita
membutuhkanNya setiap saat. Mengingat bahwa kita manusia memiliki kecenderungan
untuk salah jalan, keluar dari jalur norma Kristiani, sehingga kita membutuhkan
kehadiran Sang Penyelamat setiap saat.
Emmanuel
telah hadir, lantas yang bisa kita minta dari Dia? Rahmatnya? Karunia-karunianya?
Ya, namun kalau seandainya ini yang kita minta tentu kita sedikit mengurangi makna
kehadiran Emmanuel itu sendiri. Yang seharusnya kita minta adalah
pribadi Yesus sendiri untuk tinggal bersama dengan kita. Dengan demikian Dia akan
memperkaya kita dengan rahmat dan karunia yang kita perlukan untuk hidup kita
di dunia ini. Sehingga pikiran, perkataan dan perbuatan kita akan benar-benar sesuai
dengan kehendakNya yang adalah baik dan benar adanya. Ini semua terealisasi apabila
kita mau mendengarkan dia yang sudah hadir dalam hati kita. Terima Kasih karena
Sudah Mendengarkan.
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB
(Kepala Sekolah SMPK. St. Mikael)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar